Teknik Pengolahan Air Sungai

Teknik Pengolahan air sungai

Air bersih merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Bahkan, kebutuhan terhadap konsumsi air melebihi makanan. Oleh karena sumber air baku di Indonesia sebagian besar merupakan air permukaan, maka perlu teknik pengolahan air sungai yang tepat.

Teknik Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih

Sebagian besar air sungai di Indonesia mencapai 75% mengalami pencemaran. Umumnya penyebab kerusakan air sungai ini adalah perilaku masyarakat yang memperlakukan sungai sebagai tempat sampah raksasa. Sikap hidup yang tidak sehat ini justru mengancam ketersediaan air bersih bagi kehidupan.

Cara memenuhi kebutuhan terhadap air bersih adalah dengan melakukan pengolahan terhadap bahan baku yang berasal dari sungai tersebut. Ada beberapa proses yang dapat diterapkan dalam teknik pengolahan air yang tercemar hingga dapat dikonsumsi.

Kriteria Air Layak konsumsi

Air yang sehat dapat memberi banyak manfaat bagi tubuh. Sebaliknya, air tercemar, meskipun tampak jernih, dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Oleh sebab itu, perlu memahami kriteria air layak konsumsi di bawah ini.

1. Kriteria Fisik

Secara kasat mata, kita bisa melihat apakah air tersebut memenuhi kriteria fisik. Diantaranya adalah terkait bau, rasa, dan warna. Air yang tidak mengeluarkan bau menyengat, jernih, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa (tawar), berarti memenuhi kriteria fisik.

Kebanyakan air sungai yang ada di Indonesia, terutama pada kota-kota besar, secara fisik tampak keruh dan tak jarang berbau akibat tumpukan sampah yang mengotorinya. Tentu saja ini tidak memenuhi syarat fisik dan harus mendapatkan treatment sebelum menjadi layak konsumsi

Pencemaran yang terjadi pada air sungai juga akan tampak pada tampilan fisiknya. Air tersebut menjadi berwarna dan biasanya mengeluarkan bau tidak sedap.

2. Kriteria Kimia

Tidak hanya kriteria fisik yang dapat dideteksi indera tubuh manusia saja, syarat air layak minum juga harus memenuhi kriteria kimiawi. Artinya, tidak mengandung logam berbahaya, tidak terlalu asam maupun terlalu basa (pH netral), dan memiliki kandungan beragam mineral yang diperlukan oleh tubuh dengan batasan tertentu yang sesuai dengan Permenkes 492.

3. Kriteria Mikrobiologi

Air yang tercemar bisa menjadi jalan masuknya bakteri dan kuman penyebab penyakit. Beberapa jenis bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella sp cukup sering mencemari air minum. Akibatnya orang yang mengonsumsinya dapat terserang penyakit diare atau typus.

Sayangnya, kadang air yang memenuhi kriteria fisik ternyata tidak lolos dalam tes mikrobiologi. Jadi, tidak sekadar jernih, seharusnya air layak minum juga tidak mengandung mikroorganisme yang merugikan kesehatan. Untuk mengetahuinya, Anda perlu melakukan uji laboratorium.

4 Teknik Pengolahan Air Sungai

Untuk mendapatkan air yang bersih, ada beberapa cara mengolah air sungai yang tercemar. Berikut ini adalah empat cara di antaranya.

1. Koagulasi – flokulasi sederhana

Teknik Pengolahan Air bersih  yang pertama adalah menggunakan metode koagulasi dan flokulasi. Koagulasi merupakan proses penambahan zat kimia tertentu (koagulan) pada air baku, contohnya dari sungai. Tujuannya adalah untuk meningkatkan gaya tarik-menarik partikel koloid yang ada di dalam air.

Jenis bahan koagulan di antaranya adalah Aluminium Sulfat (tawas), Aluminium Klorohidrat, dan Pollyaluminium Chloride (PAC). Zat ini dilarutkan pada air yang sudah ditampung dalam bak penampungan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengadukan cepat agar partikel koloid membentuk gumpalan (flok). Proses pengadukan harus cepat untuk memudahkan koagulan larut dalam air dan mempercepat pembentukan flok.

Saat gumpalan mulai terbentuk, pengadukan diubah menjadi lambat untuk memulai flokulasi menuju kondisi mengendap. Apabila pengadukan dilakukan terlalu cepat, justru akan membuat partikel terurai dan kembali tercampur dalam air.

2. Sedimentasi dengan menggunakan Clarifier Lamella untuk proses Koagulasi dan flokulasi .

Teknik ini sama dengan teknik pengendapan sederhana diatas, hanya saja proses pengedapan dibuat lebih baik sehingga dapat terjadi pengendapan atau sedimentasi dengan lebih cepat dan lebih efisien.

Penggunakan clarifier lamella digunakan untuk memaksimalkan proses pengendapan yang terjadi. Dengan menggunakan clarifier lamella, maka kita dapat melakukan proses pengendapan dengan debit air yang sama, tetapi memakan waktu  yang lebih pendek dan tempat yang lebih sedikit.

3. Proses Filtrasi

Teknik berikutnya adalah filtrasi atau penyaringan. Tujuannya adalah untuk memisahkan air dari zat yang terbawa olehnya, terutama zat yang berbentuk suspensi (dapat mengendap). Di samping itu, proses filtrasi ini juga berfungsi dalam mengurangi kandungan bakteri dan logam.

Teknik Pengolahan menggunakan air sungai menjadi bersih ini menggunakan berbagai material porous yang dapat dilewati partikel air dan tidak membiarkan kotoran melewatinya. Beberapa jenis penyaring yang bisa dipakai adalah pasir, koral, batu zeolit, dan karbon aktif dan resin.

Ada dua teknik pengolahan menggunakan air sungai melalui penyaringan pasir ini, yaitu saringan pasir lambat dan cepat. Perbedaan di antara keduanya dapat dilihat dari kebutuhan lahan, kecepatan penyaringan, ukuran pasir, ketebalannya, dan hasil pengolahannya.

Setelah media penyaringan ini digunakan dalam waktu lama, biasanya akan ada kotoran yang menumpuk. Pada akhirnya, kondisi ini membuat proses filtrasi kurang efektif, sehingga harus dibersihkan.

4. Reverse Osmosis

Pada awalnya, metode reverse osmosis digunakan untuk memurnikan air laut, sehingga dapat menjadi tawar dan bisa dikonsumsi. Kualitas air yang tinggi ini didapat melalui proses penyaringan unggul. Penggunaan reverse osmosis untuk melakukan pengolahan dengan air sungai, harus terlebih dahulu disaring dengan beberapa pretreatment agar hasil air yang digunakan sebagai umpan Reverse osmosis telah memiliki kualitas yang cukup baik.

Saat ini, metode RO banyak digunakan untuk kebutuhan medis, farmasi, maupun Pengolahan air sungai untuk industry. Air yang diolah menggunakan sistem RO ini menjadi murni tanpa adanya kandungan mineral di dalamnya.

Pada prosesnya, air dialirkan dengan tekanan tinggi melewati suatu membran untuk pemisahan ion. Berkat proses ini, partikel air dapat melewati membran, sedangkan beragam kontaminan tertinggal.

Output berupa air murni membuatnya layak konsumsi secara langsung tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Penggunaan metode ini tergolong lebih hemat dan aman karena tidak memerlukan penambahan zat kimia tertentu.

Contoh Proses Pengolahan Menggunakan Air Sungai Menjadi Air Bersih

Pengolahan-Air-Sungai

Setelah mengetahui beberapa teknik pengolahan menggunakan air sungai menjadi bersih, berikut ini adalah contoh proses pengolahan air sungai menjadi bersih dan jernih. Contoh ini merupakan pengolahan skala kecil untuk konsumsi rumah tangga.

Alat yang diperlukan:

  • Penampungan air baku 200-300 liter
  • Kayu pengaduk
  • Penampungan air untuk disaring
  • Pasir silica untuk menyaring

Bahan:

  • Air baku dari sungai
  • Tawas sebagai koagulan

Cara pengolahan:

1. Persiapan Air Baku

Pertama, air baku yang berasal dari sungai ditampung dalam bak penampungan. Anda bisa menggunakan drum bekas yang sudah dibersihkan. Air baku ini bisa diambil dengan cara memompa air sungai ke bak penampungan tersebut.

2. Penambahan Zat Koagulan

Langkah kedua adalah melarutkan zat koagulan untuk membuat koloid terjebak menjadi flok. Zat yang bisa dipakai adalah aluminium sulfat (tawas). Pemilihan tawas adalah karena  mudah didapat. Meskipun demikian, penggunaannya harus sesuai dengan kebutuhan.

Penambahan tawas yang terlalu sedikit kurang efektif dan membuat flok gagal terbentuk. Sebaliknya, penggunaan tawas yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan air menjadi keruh. dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa iritasi kulit dan gangguan pencernaan.

Untuk 200 liter air, gunakan setidaknya satu atau dua sendok makan tawas bubuk (80-150ppm). Selanjutnya, aduk dengan kayu dalam kecepatan tinggi, kemudian tunggu hingga kotoran terpecah dan mengendap sempurna.

3. Proses Penyaringan

Setelah timbul endapan, alirkan air ke bak penyaringan yang sudah dialasi pasir silica. Jenis pasir ini memang efektif untuk menyaring lumpur maupun endapan. Setelah melewati penyaringan ini, air yang dihasilkan akan tampak jernih.

Namun, teknik sederhana ini hanya membuatnya menjadi jernih saja. untuk dapat memenuhi kriteria air layak minum, tentu harus ada pengolahan dan tes laboratorium lebih lanjut.

Kesimpulannya, pengolahan air permukaan seperti pada danau atau sungai dapat dilakukan dengan beberapa metode. Teknik pengolahan air sungai yang tepat dapat menghasilkan air jernih, bebas dari logam dan mikroorganisme, sehingga layak minum.

FAQ

Seberapa penting pengolahan air sungai?

Pengolahan air sungai menjadi penting mengingat kualitas air sungai sekarang ini tidak begitu bagus. Ketika air sungai akan digunakan untuk beraktivitas, harus diolah terlebih dahulu. Jika perlu, gunakan mesin pengolahan air yang dikombinasikan dengan teknologi canggih.

Bagaimana cara mengolah air sungai?

Cara mengolah air sungai terdiri dari cara tradisional maupun modern. Teknik mengolah air sungai secara tradisional memanfaatkan bahan-bahan penyaring dari alam. Sedangkan pengolahan air sungai menggunakan teknologi modern mengandalkan mesin-mesin pengolahan air.

Apa tujuan menjernihkan air sungai?

Air sungai sekarang ini kualitasnya tidak terlalu baik. Terlebih banyak sungai yang sudah tercemar oleh limbah buangan skala industri maupun rumah tangga. Dengan melakukan pengolahan air sungai, air akan lebih jernih dan bersih. Sehingga air bisa menjadi lebih steril serta bisa digunakan untuk beraktivitas.

Apa saja manfaat air sungai?

Banyak sekali manfaat dari air sungai baik untuk manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air di sungai bisa menyuburkan tanaman yang ada di sekitarnya dan bisa dijadikan sumber konsumsi bagi hewan. Bagi manusia, air sungai bisa dimanfaatkan untuk mencuci perabotan, mandi, memasak, ataupun untuk diminum.

Apa saja kriteria air layak konsumsi?  

Air yang layak konsumsi harus memenuhi berbagai kriteria tertentu agar bisa dikonsumsi tanpa adanya efek samping yang membahayakan bagi kesehatan. Berbagai kriteria air layak konsumsi diantaranya : tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Selain itu, air juga tidak mengandung mikrobiologi berbahaya ataupun mengandung senyawa kimia mematikan.

Siapa yang membutuhkan mesin pengolah air sungai?

Mesin pengolah air sungai sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan filtrasi dan purifikasi air. Dengan menggunakan mesin jenis ini, air sungai bisa diubah menjadi air yang aman untuk digunakan masyarakat.

Apa efek samping mengolah air sungai?

Proses pengolahan air sungai umumnya tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari proses ini dengan menggunakan mesin canggih biasanya dibuang di tempat lain. Sehingga dengan kata lain, penggunaan mesin pengolah air turut menjaga kelestarian lingkungan.

4.2/5 - (4 votes)