Jika ingin atau sudah menjalankan bisnis AMDK, satu hal penting yang tidak boleh Anda abaikan adalah perihal menyimpan air minum. Meskipun tampak sepele, penyimpanan asal-asalan akan membuat kualitas air minum menurun, bahkan berpotensi terkontaminasi.
Nah, agar usaha tidak boncos dan produk tetap terjaga mutunya, Anda pun perlu mengetahui strategi penyimpanan dengan tepat. Penasaran dengan caranya? Pastikan untuk mengikuti pembahasan ini sampai akhir dan temukan jawabannya!
6 Tips Jitu Menyimpan Air Minum
Agar kualitas tetap terjaga, Anda membutuhkan trik penyimpanan air minum yang benar. Berikut tips yang bisa Anda ikuti:
1. Pakai Tangki Penyimpanan dari Material Food Grade
Proses memproduksi air kemasan akan melalui tangki penyimpanan. Sebelum dikemas pun, air tersebut harus memenuhi standar food grade alias kelayakan konsumsi. Karena itu, Anda perlu menggunakan tangki penyimpanan dengan material stainless steel SUS 304 atau HDPE berkualitas tinggi.
Hindari penggunaan material logam biasa atau tangki plastik murah yang bisa melepaskan zat-zat berbahaya. Mengapa? Sebab, air dapat menyerap zat berbahaya dari kemasannya, terutama jika disimpan dalam waktu lama. Selain itu, material yang kurang sesuai dapat memicu pertumbuhan lumut atau bakteri.
Jadi, investasi pada tangki berkualitas adalah langkah awal yang wajib Anda penuhi. Di sisi lain, tangki juga harus dilengkapi dengan penutup yang rapat dengan sistem ventilasi yang mumpuni supaya tidak terkontaminasi udara dari luar. Ini adalah langkah dasar dalam proses penyimpanan secara aman dan profesional.
2. Hindarkan Air Dari Paparan Sinar Matahari Langsung
Pastikan suhu air minum ideal dan jangan sampai terkena sinar matahari langsung. Sebab, paparan UV tidak hanya membuat air terasa lebih hangat, melainkan juga dapat merusak kualitas kemasan plastik yang digunakan.
Akibatnya, air bisa terkontaminasi dengan mikroplastik atau perubahan rasa yang merugikan produk. Selain itu, sinar matahari juga dapat mempercepat pertumbuhan mikroorganisme jika tidak disimpan dalam kondisi yang benar-benar steril.
Karena itu, menyimpan air minum di ruangan yang tertutup dan jauh dari jendela terbuka sangat disarankan. Jika perlu, gunakan tirai, rak tertutup, atau pelindung UV. Dengan mencegah sinar matahari masuk, Anda sudah membantu menjaga ketahanan air tanpa harus menambah bahan kimia lain.
3. Gunakan Sistem FIFO (First In First Out)
Trik penyimpanan yang berikutnya adalah menerapkan sistem FIFO atau First In First Out. Selain itu, jangan pernah menumpuk air kemasan, baik dalam botol maupun galon di lantai yang sifatnya lembab.
Solusinya adalah menggunakan rak atau palet untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik serta menjaga kebersihan kemasan. Selain itu, rak juga akan memudahkan Anda dalam melakukan perhitungan stok serta rotasi produk berdasarkan tanggal produksi.
Dengan sistem penyimpanan yang jelas, terstruktur dan efisien, Anda tidak hanya menjaga kualitas air, tetapi juga meningkatkan efisiensi distribusi. Ini akan sangat membantu untuk keberlanjutan bisnis air kemasan.
4. Pastikan Kebersihan Tangki dan Gudang Penyimpanan Terjaga
Kebersihan merupakan pondasi utama dalam industri pangan dan minuman, termasuk AMDK. Sayangnya, tidak banyak yang menyadari hal ini dan hanya terfokus pada proses produksi. Padahal, area penyimpanan juga memiliki peran besar untuk menjaga kualitas akhir produk yang akan dijual.
Ruangan tempat penyimpanan harus benar-benar terjaga kebersihannya, kering, dan terbebas dari potensi kontaminasi. Mulai dari debu, serangga, bahkan tikus bisa menjadi musuh tersembunyi jika area gudang tidak dijaga dengan baik.
Mungkin, mereka tidak bisa masuk ke dalam kemasan. Namun, mereka bisa meninggalkan kotoran dan bakteri yang pasti menempel di permukaan kemasan atau galon. Ini dapat menjadi masalah besar ketika produk sampai ke konsumen. Karena itu, rutin cek kebersihan gudang dan lakukan kontrol secara berkala wajib dilakukan.
5. Hindari Penyimpanan Dekat Bahan Kimia
Kesalahan besar yang sering terjadi pada pelaku usaha AMDK ialah sering menyimpan produk air minum yang berdekatan dengan bahan kimia. Padahal, meski sudah tertutup rapat, air dalam kemasan mudah terkontaminasi oleh uap kimia.
Misalnya, Anda menyimpan galon atau botol air di gudang yang disatukan dengan cairan pelarut, cat, disinfektan, hingga bahan bakar. Tentu, ini akan sangat berisiko merusak aroma air dan kualitasnya. Kontaminasi silang semacam ini dapat terjadi dan tidak disadari oleh pelaku usaha saat menyimpan air minum.
Demi mencegah hal tersebut, Anda bisa membuat tempat penyimpanan produk terpisah dengan bahan kimia, baik secara fisik maupun ventilasi. Jika memungkinkan, pisahkan juga perlengkapan, pembersih, dan bahan-bahan pendukung yang sifatnya korosif.
6. Pantau Kelembapan dan Sirkulasi
Strategi penyimpanan efektif terakhir adalah pantau selalu kelembaban dan sirkulasi udara yang masuk ke area penyimpanan. Dalam aspek ini, ruang penyimpanan yang terlalu lembab akan menyebabkan embun pada botol maupun gelon, merusak label, hingga memunculkan pertumbuhan jamur.
Dalam jangka panjang, masalah tersebut akan mempengaruhi tampilan produk, dan menurunkan kualitas air karena kondisi lingkungan yang kurang higienis. Namun, ruangan yang memiliki kelembaban rendah juga bisa berdampak negatif. Sebab, udara kering akan membuat kemasan menjadi lebih mudah rusak dan getas.
Terutama, ketika terpapar panas berlebih. Itulah kenapa sangat penting untuk menjaga kelembaban ruangan di level ideal atau berada di angka 50% sampai 60%. Alat bantu seperti hygrometer akan sangat membantu untuk memantau situasi tersebut secara real time.
Tak kalah penting pastikan sirkulasi udara berjalan baik. Jangan biarkan ruangan terlalu pengap dan tidak ada ventilasi yang masuk. Sebab, ini akan memicu bau yang kurang sedap dan meningkatkan suhu ruangan. Lakukan pemasangan ventilasi silang untuk membantu menjaga suhu dan sirkulasi tempat penyimpanan.
Sudah Memahami Cara Menyimpan Air Minum yang Benar?
Kesimpulannya, kunci dari produk air minum berkualitas tidak hanya pada isinya, tetapi juga proses menyimpan air minum. Melalui strategi yang tepat, mutu produk akan tetap terjaga, hingga dapat memperpanjang masa simpan dan memastikan air aman untuk dikonsumsi.
Jangan menunggu ada komplain dari pasar dan mulai tata ulang sistem penyimpanan dari sekarang. Jika membutuhkan bantuan lebih detail serta sistematis, Anda pun bisa langsung menghubungi tim PT Tanindo untuk mendapatkan solusi yang paling tepat.
Sebab, tim dari Tanindo dibekali dengan ilmu dan pengalaman untuk mendampingi proses ADMK di berbagai skala. Mulai dari strategi sistem produksi, penyimpanan, hingga distribusi yang efektif. Mari segera konsultasikan kebutuhan Anda, dan dapatkan ilmu guna mengembangkan bisnis!
FAQ
Tidak, sangat disarankan untuk menggunakan tangki berbahan food grade, seperti stainless steel SUS 304 atau HDPE supaya air tidak terkontaminasi.
Idealnya, suhu tersebut berada di angka 10 – 30 derajat celcius dan tidak langsung terpapar sinar matahari.
Ya, meski tertutup rapat, kualitas air akan menurun jika penyimpanannya lebih lama dari masa simpan dan tidak sesuai standar.
Idealnya setiap minggu untuk skala produktif aktif. Anda dapat menggunakan teknik CIP agar lebih efisien dan higienis.
