Kualitas air menunjukkan seberapa layak kondisi air dalam memenuhi kebutuhan bagi makhluk hidup. Nah, adapun cara menentukan kualitas air dengan cepat dan akurat adalah dengan menggunakan parameter seperti conductivity, resistivity, dan pH.
Dengan memahami ketiga parameter ini, Anda bisa mendeteksi kontaminasi lebih awal dan mengambil tindakan yang tepat. Ketahui apa itu conductivity, resistivity, dan pH air serta faktor yang mempengaruhinya di sini!
Apa Itu Conductivity dalam Air?
Conductivity atau konduktivitas air adalah kemampuan air dalam menghantarkan listrik, yang bergantung pada jenis dan jumlah elektrolit terlarut dalam air. Semakin banyak elektrolit dalam air, semakin tinggi pula konduktivitasnya.
Beberapa ion yang berperan dalam menghantarkan listrik dengan baik antara lain natrium, kalium, magnesium, kalsium, dan klorida. Ketika garam dan zat anorganik tersebut larut dalam air, konduktivitas air akan meningkat, yang selanjutnya berdampak pada kenaikan tingkat salinitas air. Akibatnya, air menjadi terlalu asin untuk dikonsumsi.
Untuk mengukur konduktivitas, Anda bisa menggunakan alat bernama conductivity meter, dengan satuan siemens per meter (S/m) atau microsiemens per centimeter (µS/cm). Berikut adalah beberapa contoh tingkat konduktivitas pada suhu 25°C.
- Air deionisasi atau air murni: 0,05 µS/cm.
- Air minum biasa: 200-800 µS/cm.
- Air laut: 500.000 µS/cm.
Nilai konduktivitas yang tinggi umumnya menunjukkan bahwa kualitas air relatif buruk. Air murni memiliki konduktivitas rendah karena minimnya kontaminasi elektrolit.
Oleh karena itu, air dengan tingkat kemurnian tinggi sangat penting dalam industri yang membutuhkan standar kebersihan ketat, seperti elektronik, farmasi, serta produksi makanan dan minuman.
Apa Itu Resistivity dalam Air?
Resistivity atau resistivitas air adalah kemampuan air dalam menghambat aliran listrik. Sederhananya, resistivity merupakan kebalikan dari conductivity. Semakin tinggi kadar ion terlarut dalam air, semakin rendah resistivitasnya.
Oleh karena itu, air murni memiliki resistivitas tinggi namun konduktivitasnya rendah. Pengukuran resistivitas air bisa Anda lakukan dengan alat resistivity meter, yang menggunakan satuan ohm-meter (Ω-m). Berikut adalah contoh nilai resistivitas dari berbagai jenis air pada suhu 20°C:
- Air laut: 0,2 Ω-m (ohm-m).
- Air minum: 2-50 kΩ-cm (kilohm-cm).
- Air deionisasi atau air murni: 1-10 MΩ-cm (megaohm-cm).
Apa Itu pH dalam Air?
Selain konduktivitas dan resistivitas, pH juga menjadi parameter penting dalam menentukan kualitas air. Sebab, pH menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air, yang mana diukur menggunakan pH meter atau kertas lakmus dengan skala 0–14.
Jika pH di bawah 7, air bersifat asam, sedangkan pH di atas 7 menunjukkan sifat basa. Air dikatakan netral jika memiliki pH 7.
Tingkat pH dapat mempengaruhi rasa, kualitas, dan keamanan air. Air dengan pH yang terlalu rendah atau tinggi bisa menjadi indikasi adanya kontaminasi zat kimia atau logam berat, yang berisiko bagi kesehatan jika dikonsumsi. Standar pH yang dianjurkan untuk air minum berada di kisaran 6,5–8,5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Conductivity dan Resistivity
Tentu saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai conductivity dan resistivity. Ketiga parameter tersebut berperan penting dalam menentukan kualitas air yang digunakan dalam berbagai keperluan. Berikut ini penjelasannya:
- Konsentrasi ion terlarut: Semakin tinggi jumlah ion terlarut dalam air, semakin tinggi pula konduktivitasnya dan semakin rendah resistivitasnya.
- Suhu: Peningkatan suhu akan meningkatkan konduktivitas dan menurunkan resistivitas air.
- Kemurnian air: Air murni memiliki konduktivitas yang rendah dan resistivitas yang tinggi.
- pH: Air dengan tingkat keasaman atau kebasaan tinggi cenderung memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dan resistivitas yang lebih rendah.
- Pelarutan gas: Gas seperti karbon dioksida (CO₂) yang larut dalam air dapat meningkatkan konduktivitas dan mengurangi resistivitas.
- Tekanan: Tekanan tinggi akan sedikit meningkatkan konduktivitas, namun menurunkan resistivitas.
- Bahan organik dan total padatan tersuspensi (TDS): Semakin tinggi TDS dalam air, semakin besar nilai konduktivitasnya dan semakin rendah resistivitasnya.
Pentingnya Conductivity, Resistivity, dan pH dalam Menentukan Kualitas Air
Pengukuran conductivity, resistivity, dan pH sangat penting untuk memastikan kualitas air sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi standar, hal ini dapat menjadi dasar dalam menentukan metode pengolahan air yang tepat. Berikut beberapa alasan mengapa ketiga parameter ini sangat penting:
1. Mengidentifikasi Kandungan Mineral dan Kemurnian Air
Konduktivitas dan resistivitas memberikan gambaran tentang jumlah ion terlarut atau kandungan mineral dalam air. Jika air yang Anda butuhkan harus sangat murni, maka pilihlah air dengan konduktivitas rendah dan resistivitas tinggi.
Selain itu, pH juga dapat mempengaruhi kelarutan mineral dalam air. Pada pH tinggi (basa), kandungan mineral seperti kalsium, silika, potassium, magnesium, bikarbonat cenderung lebih tinggi, yang mana secara tidak langsung berkontribusi pada tingginya konduktivitas dan salinitas air.
2. Mendeteksi Kontaminasi
Kandungan polutan, terutama zat-zat ionik seperti logam berat dan garam anorganik, bisa Anda identifikasi melalui pengukuran konduktivitas dan resistivitas. Air dengan pH rendah (asam) cenderung melarutkan logam berat seperti besi dan tembaga, menyebabkan air berubah warna kecoklatan, terasa tidak enak, dan beracun.
3. Mengontrol Pengolahan Air pada Industri
Dalam sektor industri, konduktivitas dan resistivitas berguna untuk memantau dan mengendalikan kualitas air dalam sistem pendingin dan boiler. Nilai konduktivitas yang tinggi dan resistivitas yang rendah dapat menyebabkan korosi serta pembentukan kerak, yang berakibat pada penurunan efisiensi peralatan industri.
4. Memantau Kondisi Lingkungan
Konduktivitas dan resistivitas juga bisa Anda gunakan untuk menilai kandungan ionik dan mineralisasi di sungai, danau, dan air tanah. Pemantauan lingkungan jangka panjang membantu mendeteksi perubahan kualitas air akibat pencemaran industri dan pertanian.
Selain itu, pH juga mempengaruhi keseimbangan ekosistem perairan dan tanah. pH yang tidak seimbang bisa mengganggu proses fisiologis organisme air dan bahkan menyebabkan kematian. Sedangkan pada tanah, ketidakseimbangan pH bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian.
Sudah Paham Tentang Conductivity, Resistivity, dan pH Air?
Conductivity, resistivity, dan pH merupakan kunci utama dalam menentukan kualitas air. Dengan pengukuran yang akurat dan pemantauan berkala, proses pengolahan air dapat berjalan optimal.
Selain itu, hal ini juga membantu meningkatkan efektivitas operasional, mengurangi biaya pemeliharaan, serta menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. PT Tanindo siap membantu Anda dalam menentukan metode pengolahan air yang paling sesuai dengan kebutuhan, termasuk instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Sebagai penyedia jasa water treatment yang berpengalaman dan dipercaya perusahaan ternama di Indonesia, Tanindo didukung oleh tenaga ahli serta peralatan canggih bersertifikasi. Ingin mendapatkan kualitas air yang baik? Jangan ragu, segera hubungi Tanindo sekarang juga!
FAQ
Apa itu conductivity pada air?
Conductivity atau konduktivitas air adalah kemampuan air dalam menghantarkan listrik, yang bergantung pada jenis dan jumlah elektrolit terlarut dalam air. Semakin banyak elektrolit dalam air, semakin tinggi pula konduktivitasnya.
Bagaimana cara menentukan konduktivitas sampel air?
Anda bisa menentukan konduktivitas air menggunakan conductivity meter, dengan cara sebagai berikut.
- Masukkan probe atau elektroda ke dalam sampel air dan pastikan suhunya stabil.
- Tunggu hingga meter menunjukkan hasil yang stabil.
- Jika sudah, catat angka yang tertera di layar.
- Bilas dan bersihkan probe dengan air suling.
Apa perbedaan konduktivitas dan resistivitas?
Resistivity merupakan kebalikan dari conductivity. Pada resistivity, semakin tinggi kadar ion terlarut dalam air, semakin rendah resistivitasnya. Sementara pada conductivity, semakin banyak elektrolit dalam air, semakin tinggi pula konduktivitasnya.
Apakah ada hubungan antara pH dan konduktivitas?
Konduktivitas dan pH memiliki korelasi positif, yang berarti semakin tinggi pH, semakin besar pula konduktivitas air. Jika pH air rendah, jumlah ion bebas yang dapat menghantarkan listrik akan berkurang, sehingga nilai konduktivitasnya juga menurun.