4 Jenis Parameter Pengujian Kualitas Air Minum dalam Kemasan

Persaingan bisnis AMDK saat ini semakin ketat, dan konsumen juga semakin cerdas memilih merek air minum yang berkualitas. Oleh karena itu, penting bagi pabrik AMDK untuk menguji kualitas produknya. Ada berbagai parameter pengujian kualitas air minum yang harus lolos uji agar produk terjamin bersih dan aman untuk dikonsumsi.

Hasil pengujian juga menjadi syarat untuk memenuhi standar mutu air minum sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), sehingga produk AMDK bisa memperoleh izin edar. Lantas, apa saja parameter pengujian kualitas air minum yang harus diterapkan? Simak selengkapnya di sini!

Jenis Parameter Pengujian Kualitas Air Minum dalam Kemasan

Menurut Permenkes Nomor 2 Tahun 2023, hasil uji air minum harus lolos parameter fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif. Selain itu, ada pula parameter khusus yang ditetapkan pemerintah daerah, tergantung geohidrologi sumber air yang digunakan. Berikut ini penjelasan parameter pengujian kualitas air minum dalam kemasan!

1. Parameter Fisik

Parameter fisik pada air adalah sifat-sifat air yang dapat diamati atau diukur secara langsung tanpa mengubah komposisi kimianya. Cara pengujiannya pun umumnya lebih mudah dan sederhana. Parameter fisik untuk uji air minum adalah sebagai berikut.

1. Suhu

Parameter ini mencakup pengukuran suhu dengan termometer. Suhu air cukup penting karena dapat mempengaruhi kelarutan zat-zat dan kehidupan organisme. Suhu air yang terlalu panas akan melarutkan zat kimia dari wadah, yang mana berbahaya bagi tubuh. Berdasarkan standar Permenkes, suhu air bersih adalah suhu udara ± 3°C.

2. Warna

Air minum yang bersih dan aman harus terlihat jernih dan tidak memiliki warna atau keruh. Air yang berwarna menandakan adanya cemaran partikel, misalnya pasir, lumpur, kotoran atau kontaminasi lainnya. Kadar maksimum cemaran warna yang diperbolehkan menurut Permenkes yaitu 10 TCU (true colours unit).

3. Rasa dan Bau

Rasa air minum yang berkualitas baik adalah tawar, segar, dan tidak berbau. Artinya, di dalam air tersebut, tidak terdapat zat berbahaya atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.

4. Kekeruhan

Tingkat kekeruhan air mengindikasikan ada tidaknya partikel tersuspensi seperti lumpur, tanah, atau mikroorganisme yang dapat memengaruhi kualitas air. Semakin tinggi tingkat kekeruhannya, semakin banyak partikel tersuspensi yang ada, dan semakin rendah kejernihan air.

Uji kekeruhan air menggunakan alat turbidimeter atau nephelometer, di mana alat tersebut akan memancarkan cahaya melalui sampel air dan mengukur cahaya yang dihamburkan atau diteruskan. Kadar maksimum yang diperbolehkan sesuai standar baku adalah <3 NTU (Nephelometric Turbidity Units).

5. Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solids/TDS) 

Zat padat terlarut adalah jumlah zat organik dan anorganik yang ada di air, contohnya mineral, logam, dan senyawa organik. Alat untuk mengukurnya adalah TDS meter, yang mana bekerja dengan mengukur konduktivitas listrik air yang berkorelasi dengan kadar TDS. Angka maksimalnya yakni <300 mg/L.

2. Parameter Kimia

Parameter pengujian kualitas air minum berikutnya yaitu secara kimia, dengan mengukur unsur atau senyawa kimia yang terkandung di dalam air. Hasil uji akan memberikan informasi tentang kualitas air dan potensi yang mungkin terjadi jika terkonsumsi. Parameter kimia yang wajib diukur berdasarkan Permenkes adalah:

1. pH Air

pH air menentukan tingkat keasaman dan kebasaan air, dengan skala 0-14. Air yang berkualitas baik adalah air yang memiliki pH netral, yaitu 6,5-8,5. Alatnya bisa menggunakan pH meter, kertas lakmus, atau larutan indikator pH. Namun, alat yang paling akurat dan mudah terbaca adalah dengan pH meter.

2. Kandungan Zat Kimia

Air minum yang mengandung salah satu atau beberapa zat kimia tertentu akan menyebabkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi terus menerus. Oleh karena itu, penting untuk menguji kandungan air minum di laboratorium. Berikut ini kadar maksimal zat-zat kimia sesuai standar baku mutu air minum.

  • Nitrat (sebagai NO3 terlarut): 20 mg/L.
  • Nitrit (sebagai NO2 terlarut): 3 mg/L.
  • Kromium vaIensi 6 (Cr+6) terlarut: 0,01 mg/L.
  • Besi (Fe) terlarut: 0,2 mg/L.
  • Mangan (Mn) terlarut: 0.1 mg/L.
  • Fluoride (F) terlarut: 1,5 mg/L.
  • Aluminium (AI) terlarut: 0,2 mg/L.
  • Sisa klor (terlarut): 0,2-0,5 mg/L (waktu kontak 30 menit).
  • Arsen (As) terlarut: 0,01 mg/L.
  • Kadmium (Cd) terlarut: 0,003 mg/L.
  • Timbal (Pb) terlarut: 0,01 mg/L.

3. Parameter Mikrobiologi

Mikrobiologi juga termasuk parameter pengujian kualitas air minum yang tidak boleh terlewatkan. Sebab, pengujian tersebut bisa mengidentifikasi keberadaan mikroorganisme dalam air minum, seperti bakteri, virus, dan parasit, yang bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Pengujian mikrobiologi berupa kualitatif untuk mengetahui jenis mikroorganisme. Lalu, secara kuantitatif dengan menghitung jumlahnya. Parameter mikrobiologi berdasarkan Permenkes adalah dengan mengidentifikasi bakteri E.coli dan Coliform karena jenis mikroorganisme ini bisa menjadi indikator adanya bakteri patogen lain.

Cara pengujiannya yaitu mengambil sampel air yang sudah tersaring. Kemudian, sampel diletakkan di atas media pertumbuhan, seperti Chromogenic Coliform Agar (CCA) dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 36 derajat Celcius. Selanjutnya, hitung jumlah koloni yang tumbuh pada media tersebut.

Pertumbuhan koloni positif E.coli ditandai dengan terbentuknya warna kebiruan, sedangkan Coliform berwarna keunguan. Untuk memenuhi syarat baku mutu uji mikrobiologi dari Permenkes, air minum dalam kemasan harus bebas dari bakteri patogen atau bernilai 0 cfu/100 ml (colony forming unit).

4. Parameter Radioaktif

Parameter pengujian kualitas air minum yang terakhir adalah paparan radiasi dari bahan radioaktif seperti uranium dan radon. Uranium dapat ditemukan di air tanah dan air permukaan, sedangkan radonberupa gas radioaktif yang dapat larut dalam air. Meskipun tingkat kontaminasi rendah, pengujian parameter ini sebaiknya dilakukan.

Sebab, apabila sumber air yang terkontaminasi zat tersebut digunakan untuk AMDK, maka akan berdampak negatif pada kesehatan. Meski kasus ini jarang ditemukan, namun terlalu sering mengonsumsi air minum yang terpapar radioaktif akan meningkatkan risiko kanker.

Pengujian radioaktif dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat khusus, seperti low background counter (LBC). Parameter pengujian kualitas air minum ini meliputi uji aktivitas gross alpha dan beta dengan nilai maksimalnya sebesar 100 Bq/L, uji radium-226 maksimal 3 Bq/L, dan uji radium-228 maksimal 10 Bq/L (becquerel).

Tanindo Membantu Pabrik AMDK dalam Memenuhi Parameter Pengujian Kualitas Air Minum

Setiap pabrik AMDK wajib memenuhi persyaratan parameter pengujian kualitas air minum sesuai standar baku mutu dari pemerintah agar kesehatan masyarakat terjamin. Tentu hal ini akan memberi dampak positif pada bisnis AMDK dalam jangka panjang, sebab konsumen akan selalu percaya pada produk AMDK tersebut.

Jika pabrik AMDK Anda belum dilengkapi tempat pengujian air minum atau laboratorium beserta peralatannya, konsultasikan saja kepada Tanindo. PT Tanindo, sebagai jasa konsultan pabrik AMDK, siap membantu Anda menangani berbagai masalah terkait pengelolaan air dan sarana prasarana pada pabrik AMDK Anda.

Tanindo juga menyediakan berbagai peralatan lengkap seperti mesin filtrasi air yang canggih dan bersertifikat, serta memiliki tenaga profesional yang berpengalaman di bidangnya. Jadi, tunggu apalagi? Segera hubungi Tanindo untuk membantu meningkatkan kualitas produk AMDK Anda!

FAQ

Mengapa uji kualitas pada AMDK sangat penting?

Uji kualitas AMDK sangat penting untuk memenuhi standar dari pemerintah, khususnya SNI dan Kemenkes yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan kesehatan konsumen.

Apa saja parameter pengujian kualitas air minum?

Parameter pengujian kualitas air minum meliputi:
– Fisik: suhu, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan zat padat terlarut.
– Kimia: pH air, berbagai kandungan zat kimia, dan logam berat.
– Mikrobiologi: jenis dan jumlah mikroorganisme seperti bakteri E. coli dan Coliform.
– Radioaktif: paparan radiasi bahan radioaktif seperti uranium dan radon.

Apa saja jenis alat untuk mengukur atau menguji kualitas air minum?

Termometer, turbidimeter, TDS meter, pH meter, titrasi, distilasi, autoklaf, inkubator, petridish, low background counter, dan sebagainya.

Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas air minum?

Sumber air, proses pengolahan air, faktor iklim, aktivitas manusia, faktor lingkungan seperti polusi dan pencemaran lingkungan di sekitar sumber air, dan lain-lain.

Rate this post

Butuh Jasa Pengolahan Air Terpercaya?

Apakah Anda sedang mencari jasa pengolahan air untuk kebutuhan industri hingga bisnis air minum dalam kemasan? Diskusi dengan kami untuk informasi lebih lanjut!

Hubungi Kami
Hubungi Kami