Kuantitas dan kualitas sumber air AMDK adalah faktor utama yang harus Anda perhatikan jika ingin membangun pabrik air minum dalam kemasan. Anda harus menggunakan bahan baku air yang telah melalui pengecekan mutu. Tujuannya adalah agar produk dapat mencapai standar yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Produksi AMDK harus menuruti standar kualitas air minum yang ditetapkan oleh BPOM dan SNI. Standar ini bisa terpenuhi jika Anda menggunakan sumber air yang terjamin kualitasnya. Maka dari itu, penting sekali bagi perusahaan untuk menentukan kualitas dan kuantitas bahan baku dalam produksi AMDK.
Table of Contents
Penentuan Kualitas Sumber Air AMDK dan Kuantitasnya
Sumber air bahan baku produksi yang memenuhi standar kualitas air bersih sangat menguntungkan bagi perusahaan AMDK. Bahan baku yang berkualitas baik akan menyederhanakan proses pengolahan air minum kemasan. Artinya, penggunaan mesin pengolahan air dan filtrasi akan menjadi lebih simpel.
Penggunaan mesin pengolahan air yang sederhana jelas mampu menekan biaya produksi. Rendahnya biaya produksi sangat menguntungkan karena memberi kesempatan kepada perusahaan untuk memenangkan persaingan di pasar. Atas alasan itulah, kualitas sumber air memegang peranan yang paling penting.
1. Penentuan Kualitas Sumber Air AMDK
Faktor utama yang menentukan sumber air layak digunakan sebagai bahan baku produksi adalah kualitasnya. Pengujian untuk sumber air mesti dilakukan dengan teliti untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan sebagai bahan baku air minum.
Mutu bahan baku produksi air minum kemasan harus memenuhi standar air minum permenkes nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Pertimbangannya adalah agar masyarakat merasa aman saat mengonsumsi air minum kemasan karena tidak menyebabkan masalah kesehatan.
Air minum kemasan dikatakan aman apabila telah memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologi, kimiawi dan radioaktif. Berikut penjelasan mengenai persyaratan standar air minum menurut depkes.
Syarat Fisika untuk Standar Kualitas Sumber Air Minum Dalam Kemasan
Menuruti peraturan SNI tentang kualitas air bersih, maka air minum kemasan harus memenuhi syarat fisikawi sebagai berikut:
1. Tidak berbau
Air bersih tidak boleh berbau apalagi memiliki aroma yang tidak sedap dan menyengat. Jika sumber berada di daerah yang mengandung asam atau berbau tidak enak, maka Anda tidak bisa menyebutnya sebagai air bersih.
Hindari mendirikan pabrik AMDK di daerah ini karena memiliki kualitas sumber air yang buruk. Anda bisa mengalami kerugian karena perlu biaya produksi yang tidak sedikit untuk mengolahnya. Adapun mutu air yang dihasilkan belum tentu sepadan dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.
2. Tidak mengandung rasa
Air bersih dan layak konsumsi sesuai Permenkes air minum 2019 harus tidak memiliki rasa (tawar). Apabila Anda menemukan sumber air yang memiliki rasa pahit, asin, atau getir, maka lakukan pengolahan untuk menghilangkan rasa tersebut.
3. Tidak berwarna
Air minum kemasan yang layak konsumsi seharusnya tidak berwarna. Air yang berwarna bisa menjadi indikasi adanya zat pencemar yang dapat mengganggu kesehatan. Zat pencemar misalnya limbah pabrik yang dibuang ke sumber air tanpa pengolahan limbah lanjutan dapat menurunkan kualitas sumber air.
Standar mutu air berdasarkan SNI menetapkan nilai skala TCU (True Color Unit) maksimal untuk air bersih adalah sebesar 10 TCU. Adapun skala maksimal untuk air minum adalah sebesar 5 TCU.
4. Berada pada suhu normal
Suhu air harus berkisar antara 10-25 derajat Celsius. Suhu yang terlalu tinggi pada air menyebabkan jumlah oksigen di dalam air menurun. Akibatnya reaksi kimia akan semakin meningkat.
5. Tidak meninggalkan kerak atau endapan berlebih
Kadar endapan di dalam air dinyatakan dalam TDS (jumlah zat terpadat terlarut). Air minum yang layak konsumsi harus memiliki nilai TDS yang rendah, yaitu maksimal 500 mg/L.
6. Jernih dan tidak keruh
Air bersih yang layak konsumsi haruslah jernih dan tidak keruh. Nilai skala maksimal yang di ijinkan untuk air minum adalah sebesar 5 NTU.
Syarat Kimiawi untuk Standar Kualitas Sumber Air Minum Dalam Kemasan
Beberapa zat kimia tertentu perlu tetap ada dalam jumlah tertentu pada air minum kemasan yang sehat. Zat seperti besi, klorida, dan mangan harus berada pada komposisi yang tidak berlebihan. Adapun persyaratan kimiawi untuk air minum dalam kemasan yang lain adalah:
- Tidak mengandung zat kimia yang beracun
- Tidak tercemar oleh limbah
- Tidak mengandung zat kimia dalam jumlah banyak
- Memiliki kisaran nilai pH 6,5 – 8,5
Syarat Mikrobiologi Standar Kualitas Sumber Air Minum Dalam Kemasan
Pengujian di laboratorium dilakukan untuk mengetahui Air minum yang layak konsumsi harus bebas dari segala jenis kuman. Air minum wajib bebas dari bakteri patogen penyebab penyakit. Bakteri tersebut antara lain adalah E. Coli dan Coliform (bakteri pembusuk).
Agar mengetahui keberadaan mikroorganisme di dalam air minum kemasan, maka Anda harus melakukan pengujian di laboratorium. Selain menguji kualitas sumber air, perusahaan perlu melakukan penentuan terhadap kuantitas sumber air. Berikut adalah ulasannya.
Penentuan Kuantitas Sumber Air AMDK
Jumlah sumber air untuk bahan baku produksi AMDK tidak bisa diabaikan. Sumber air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan. Kondisi ini akan memastikan pabrik tetap dapat melakukan kegiatan operasional hingga jangka waktu yang panjang
Agar Anda dapat menemukan sumber air yang berlimpah dan tepat bagi pendirian pabrik AMDK, maka lakukan pengujian dengan cara berikut ini.
1. Mengumpulkan data secara manual
Sebelum membangun pabrik, Anda perlu mencari informasi lengkap terkait sumber air yang menjadi bahan baku. Anda bisa mengumpulkan data dengan melakukan survey ataupun tanya jawab dengan masyarakat yang tinggal di sekitar sumber air.
Carilah informasi sebanyak-banyaknya terkait kondisi tanah dan lingkungan sekitar sumber air. Cari tau sejarah mengenai kuantitas sumber air tersebut, Apakah debitnya pernah mengalami penurunan? Apakah sumber air tersebut pernah mengalami kekeringan? Kumpulkan data seakurat mungkin.
2. Melakukan Pengujian Geolistrik
Uji Geolistrik merupakan salah satu teknik eksplorasi geofisika. Tujuannya untuk menyelidiki dan mendapatkan data mengenai kondisi bawah permukaan tanah menggunakan sifat-sifat kelistrikan yang dimiliki bebatuan.
Secara mudah dapat dijelaskan bahwa cara pengujian Geolistrik adalah dengan mengalirkan arus listrik ke dalam tanah. Anda dapat mengukur beda potensial dan mengetahui nilai tahanan berdasarkan data yang terbaca pada alat yang dipakai.
Uji Geolistrik bisa Anda manfaatkan untuk berbagai bidang ilmu. Uji ini bisa Anda aplikasikan untuk mengetahui permukaan air tanah dan keberadaannya yang sangat spesifik.
Uji Geolistrik digunakan untuk mendapatkan perkiraan mengenai kualitas air tanah dan permeabilitas akuifer. Akuifer adalah lapisan yang berada di bawah permukaan tanah dan bersifat mengalirkan air. Anda harus mengetahui tingkat permeabilitas untuk mendapatkan data mengenai kuantitas sumber air tanah.
Perlu dipahami bahwa tidak semua daerah memiliki air tanah. Tersedia atau tidaknya sumber air tanah sangat tergantung oleh kondisi geologi tanah itu sendiri. Perusahaan AMDK harus melakukan penelitian yang mendetail mengenai struktur lapisan pembawa air dan lapisan kedap air pada tanah.
Pengujian terhadap kuantitas dan kualitas sumber air minum kemasan harus dilakukan secara mendalam untuk mengetahui kondisi bahan baku air yang hendak digunakan. Bekerjasama dengan jasa atau instansi yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang mumpuni agar terhindar dari kesalahan saat pengujian.