Komponen Modal dan Biaya untuk Membuat Pabrik Air Minum dalam Kemasan

Pabrik Air Minum dalam kemasan

Pabrik untuk air minum dalam kemasan (AMDK) masih merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan hingga saat ini. Sulitnya mendapatkan air minum yang sesuai standar mutu dan kesehatan membuat masyarakat membeli produk AMDK yang telah melalui pengolahan secara higienis.

Usaha AMDK dijalankan dengan cara mengolah air menggunakan teknologi tertentu secara profesional dan steril. Sehingga dalam pembuatan pabriknya, tentu ada komponen modal atau biaya yang dibutuhkan. 

Apabila ingin membuka usaha AMDK, Anda harus mengetahui jenis modal dan menghitung biaya pembuatan air minum dalam bentuk kemasan yang dibutuhkan. Selain berguna untuk menyusun blue print bisnis, juga menjaga keberlangsungan usaha Anda. 

Sebelum membahas jauh, perlu mengetahui bahwa secara sederhana, biaya dapat diartikan sebagai modal membuat pabrik air mineral, sejak awal hingga akhir. 

Artinya, biaya dihitung sejak pembangunan pabrik, proses produksi, hingga produk sampai ke tangan agen atau pengecer. Jadi sama saja, hanya saja biaya digunakan untuk istilah kebutuhan ketika sudah masuk operasional. 

Jenis Modal Membuat Pabrik Air Minum dalam Kemasan

Modal merupakan hal yang sangat penting dalam membuat pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan. Beberapa ahli telah memberikan pengertian yang beragam tentang modal. Ragam pengertian ini akhirnya dapat menggolongkan sumber modal bagi perusahaan yaitu modal finansial, fisik dan intelektual.

1. Modal Finansial Membuat Pabrik untuk Air Minum dalam Bentuk Kemasan

Modal finansial adalah modal membuat pabrik air mineral yang digunakan sebagai sumber keuangan perusahaan. Sumber pendanaan ini digunakan untuk menciptakan nilai dan mempertahankan keberlangsungan hidup sebuah perusahaan. 

Modal finansial bagi pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan berarti sumber-sumber dana yang bisa diperoleh. Berdasarkan asalnya, bisa membedakan sumber dana menjadi dua, yaitu sumber internal (internal sources) dan sumber eksternal (external sources).

a. Sumber Modal Internal

Sumber internal sebagai modal usaha air minum dalam bentuk kemasan mengandung arti modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Adapun yang termasuk sebagai modal internal adalah laba ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depreciations).

b. Sumber Modal Internal

Sumber eksternal adalah sumber modal pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan yang berasal dari luar perusahaan. Sumber ini berasal dari para pemilik dan kreditur, maupun mengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur sifatnya adalah pinjaman/modal asing sehingga merupakan utang bagi perusahaan.

2. Modal Fisik Membuat Pabrik untuk Air Minum dalam Bentuk Kemasan

Modal fisik sebagai modal usaha air minum kemasan gelas adalah milik perusahaan yang dapat dilihat, disentuh, dan memiliki wujud. Modal fisik misalnya mesin, alat, kendaraan, dan bangunan. Jenis modal ini mengacu pada buatan manusia untuk mendukung kemampuan perusahaan menghasilkan barang dan jasa.

3. Modal Intelektual untuk Membuat Pabrik Air Minum dalam Bentuk Kemasan

Modal intelektual merupakan jenis modal yang tidak berwujud tetapi memiliki pengaruh sangat penting bagi perusahaan. Modal intelektual berupa sumber daya pengetahuan dan informasi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta meningkatkan kemampuan bersaing. 

Modal intelektual dalam sebagai modal usaha air minum dalam bentuk kemasan mencakup 3 elemen utama yaitu, human, structural, dan physical capital. Human capital adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan individu di dalam perusahaan yang berkaitan dengan kehidupan, cara kerja, serta aturan berbisnis. 

Structural capital adalah pengetahuan mengenai database, struktur organisasi, sistem dan prosedur, hingga strategi sebagai modal usaha air minum kemasan gelas. Pengetahuan ini digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga mampu bersaing dan tetap bertahan di dalam pasar.

Physical capital adalah modal intelektual perusahaan berupa pengetahuan mengenai marketing dan hubungan dengan pelanggan yang dibutuhkan untuk pengembangan dalam bisnis. Kombinasi antara ke tiga modal yang berupa pengetahuan dan keterampilan ini akan memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Jadi, sebagai pengusaha yang melirik bisnis menggiurkan ini, haruslah paham jika modal tidak hanya soal uang. Tetapi di dalamnya ada juga modal lain yang bersifat penting dan tetap harus dipenuhi. 

Contoh Modal Membuat Pabrik Air Minum dalam Kemasan

Air Minum Dalam Kemasan

Apabila ingin mendirikan sebuah usaha AMDK maka Anda harus menghitung biaya pembuatan pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan terlebih dahulu. Berikut adalah cara penghitungan biaya yang bisa menjadi contoh analisa pendirian pabrik air minum dalam bentuk kemasan:

1. Investasi

Biaya investasi juga sering disebut dengan modal awal. Biaya ini dikeluarkan untuk mempersiapkan pabrik mulai dari nol hingga siap produksi. Investasi ini lebih ditujukan pada barang-barang yang tidak habis. Adapun yang termasuk ke dalam kategori biaya investasi, yakni:

a. Tanah dan bangunan.

b. Mesin filtrasi, sterilisasi, dan filling air minum.

c. Peralatan dan perlengkapan kantor, gudang, dan laboratorium.

d. Kendaraan operasional dan transportasi.

e. Perizinan

2. Biaya Lain-lain Praproduksi

Selain kedua jenis biaya di atas, masih ada banyak biaya lain-lain untuk membuat pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan. Adapun yang termasuk biaya lain-lain, yakni perizinan usaha, instalasi kelistrikan, dan lain-lain.

Untuk penghitungan modal awal, ketiga kategori biaya di atas sudah cukup mewakili apa yang diperlukan. Agar lebih jelas, berikut adalah contoh komponen perhitungan biaya untuk mendirikan pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan: 

NoKeterangan
1.Bangunan Pabrik
2.Mesin Filtrasi, Sterilisasi, dan Filling
3.Biaya Peralatan Laboratorium
Peralatan dan Perlengkapan Kantor
5.Peralatan dan Perlengkapan Gudang
6.Kendaraan Operasional dan Transportasi
Bahan Baku Produksi
8.Izin Usaha Pabrik
9.Tangki Penampungan Air
10.Sparepart dan Bahan Habis Pakai
11.Pendingin Ruangan atau AC
12.Furniture Kantor dan lain-lain
13.Instalasi Kelistrikan
14.Pembuatan Sekat Ruangan

3. Biaya Operasional

Biaya ini keluar saat pabrik sudah berproduksi. Sehingga, segala hal yang terlibat dan harus ada selama produksi,masuk dalam jenis biaya ini. Di sini ada dua macam biaya, yaitu biaya tetap, seperti tenaga kerja dan lainnya. Lalu ada biaya variabel, ini akan dibutuhkan seiring dengan berjalannya produksi biaya bahan baku. 

a. Biaya tetap 

biaya ini ada atau tidak adanya produksi, tetap dibutuhkan. Sehingga, harus jeli dalam menghitung kebutuhan yang ada. Contoh dari biaya tetap ini adalah: 

  • Upah tenaga kerja
  • Asuransi
  • Bahan bakar kendaraan operasional
  • Biaya listrik
  • Biaya sampah

b. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku ini akan naik seiring dengan meningkatnya produksi. Sedangkan untuk harga pasti, tergantung pada kebijakan supplier, area, jumlah pembelian, dan lain-lain. Semakin banyak jumlah pembelian, biasanya harga akan lebih murah. Adapun yang termasuk biaya bahan baku pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan, misalnya adalah:

Untuk Cup 240ml
  • Cup
  • Sedotan
  • Lid cup
  • kardus
Botol 600ml
  • botol
  • tutup botol
  • label
  • kardus
Galon 19 liter
  • gallon
  • tutup gallon
  • tissue
  • sealer
  • sticker

Anda bisa menjumlahkan seluruh komponen biaya ini untuk mendapatkan total biaya yang harus dikeluarkan saat menjalankan produksi AMDK. Setelah mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan, maka Anda dapat menghitung besarnya RoI.

RoI (Return of Investment) adalah rasio rugi atau untung yang dihasilkan dari kegiatan investasi. dihitung dengan mengurangi total penjualan dengan investasi yang telah ditanamkan kemudian membaginya dengan investasi tersebut. Rumusnya adalah (Total Penjualan – Nilai Investasi) / (Investasi x 100%).

Menggunakan perhitungan RoI akan memudahkan Anda untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal dalam mengelola pabrik untuk air minum dalam bentuk kemasan. Anda juga dapat mengukur keuntungan dari masing-masing produk yang dihasilkan. Hal ini sangat berguna untuk kontrol dan perencanaan kegiatan produksi selanjutnya.

5/5 - (1 vote)