Banyak yang tertarik untuk membangun bisnis AMDK (air minum dalam kemasan) karena tampak selalu stabil dan dibutuhkan. Namun, tahukah Anda bahwa tidak sedikit juga pabrik air minum bangkrut? Penyebabnya bukan hanya karena persaingan, tapi juga kesalahan manajemen serta strategi pengelolaan.
Karena itu, jika sedang atau ingin menjalankan bisnis satu ini, pastikan untuk mempelajari semua seluk beluknya dan jangan sampai melakukan kesalahan yang sama. Nah, agar bisa lebih waspada, berikut beberapa penyebab kebangkrutan dan juga bagaimana cara menyelesaikannya!
Mengapa Banyak Pabrik Air Minum Bangkrut?
Bisnis AMDK tidak hanya sebatas penggunaan mesin dan tata cara pengelolaan air bersih. Sebab, tetap dibutuhkan yang namanya strategi, konsep, manajemen, hingga pengetahuan mengenai regulasi yang sayangnya sering disepelekan. Lantas, apa saja alasan bisnis AMDK bisa bangkrut?
1. Kurang Memahami Regulasi dan Standarisasi
Alasan kenapa bisnis air minum bangkrut yang paling umum adalah pebisnis tidak memenuhi standar mutu perizinan yang ditetapkan pemerintah. Mulai dari SNI, sertifikasi halal, hingga BPOM. Mengingat produknya termasuk produk konsumsi, sudah pasti pemerintah akan mempertanyakan kualitas dan standarisasi kelayakannya.
Semua persyaratan tersebut pun harus Anda penuhi jika ingin pabrik tetap mendapat izin untuk beroperasi. Bukan hanya itu, perizinan yang pasti akan membuat konsumen lebih percaya untuk mengonsumsi produk Anda.
Tanpa legalitas yang lengkap, distribusi juga dapat dihentikan kapan saja dan kepercayaan konsumen runtuh. Jadi, solusinya adalah dengan mengurus semua izin sejak awal terlebih dahulu, serta gunakan bantuan pihak profesional supaya prosesnya tidak sulit dan bisa lebih cepat selesai.
2. Tidak Memiliki Pasokan Air Bersih
Kekurangan pasokan air bersih untuk produksi juga bisa menjadi bom waktu untuk bisnis. Sebab, jika sampai hasil lab tidak lolos pengujian, produk akan langsung ditarik dari pasar, bahkan pabrik terancam ditutup secara paksa. Inilah yang menjadi asal muasal pabrik air minum bangkrut.
Oleh sebab itu, Anda perlu mendapatkan sumber air bersih yang lolos uji untuk menunjang material produksi. Jangan hanya melihat kebersihan atau kejernihan air. Sebab, air yang jernih belum tentu layak dikonsumsi. Bisa saja air tersebut memiliki kandungan logam berat, bakteri, virus, atau zat berbahaya lainnya.
Terlebih, banyak pemilik pabrik AMDK yang akhirnya gulung tikar karena selalu gagal dalam pengujian dan tidak memperhatikan situasi air untuk dijadikan bahan. Jadi, solusinya adalah dengan membeli sistem filtrasi pengolahan air yang tepat, serta menjadwalkan uji kualitas air secara rutin.
3. Manajemen Operasional yang Lemah
Dalam sebuah bisnis, baik itu skala ringan, menengah, hingga besar, pasti tetap membutuhkan manajemen operasional yang baik. Terlebih dalam skala pabrik yang pastinya memproduksi ribuan sampai puluhan ribu botol per harinya. Sayangnya, banyak pebisnis yang meremehkan manajemen operasional.
Sebab, mereka beranggapan kalau pabrik tersebut masih perlu dikembangkan, jadi semua dilakukan tanpa sistem yang canggih. Mulai dari pencatatan stok yang dilakukan manual, jadwal produksi yang tidak jelas, hingga distribusi tanpa rencana.
Padahal, manajemen yang lemah akan mengarah pada pemborosan bahan baku, tenaga kerja, hingga menghambat proses distribusi ke konsumen. Jika terus terjadi, masalah tersebut bisa menjadi bencana dan tidak akan butuh waktu lama sampai akhirnya pabrik bangkrut karena arus kas negatif.
Demi dapat mengatasi masalah itu, Anda harus bersiap diri untuk membangun sistem kerja yang sudah terintegrasi, serta memanfaatkan software manajemen produksi. Bila perlu, datangkan orang yang sudah ahli mengelola sistemnya.
4. Tidak Melakukan Riset yang Benar dan Strategi Salah
Memang, air minum adalah kebutuhan pokok manusia. Namun, bukan berarti Anda bisa menjual air minum kemasan secara sembarangan. Sebab, pasar AMDK saat ini sangat kompetitif karena ada banyak pemain besar yang sudah memiliki brand kuat dengan jalur distribusi yang mapan.
Sayangnya, banyak pemilik brand kecil tidak sadar akan hal tersebut. Mereka abai akan siapa target pasarnya, trend kemasan, hingga kebiasaan belanja konsumen. Tanpa melakukan riset yang benar, produk yang Anda jual pun tidak akan memiliki ciri khas atau nilai pembeda dengan produk lainnya.
Alhasil, Anda hanya akan menjadi satu dari sekian banyak merek yang berusaha bersaing. Terlebih, jika Anda tidak memiliki strategi yang kuat dan kemasan yang menarik, itu pasti akan membuat penjualan stagnan, bahkan menurun.
Jadi, solusinya adalah mempelajari strategi dalam dunia bisnis AMDK. Bangunlah brand yang kuat dan jangan ragu untuk investasi pada pemasaran digital guna menciptakan distribusi baru.
5. Terlalu Banyak Memproduksi Air, tapi Distribusi Lemah
Mindset pengusaha pemula perlu dibangun sejak awal. Banyak di antara mereka yang berpikir bahwa semakin besar kapasitas mesin dan produksi air, maka semakin besar pula keuntungan yang didapatkan. Padahal, kapasitas produksi itu harus didukung dengan jalur distribusi yang baik pula.
Tanpa strategi distribusi yang efektif, produk tak akan tersalurkan ke konsumen. Sementara itu, produk air minum sendiri memiliki masa expired dan jika tidak terjual tepat waktu, produk akan menjadi sampah.
Di sisi lain, produksi yang berlebihan akan menciptakan lonjakan operasional. Mulai dari listrik, bahan baku, sampai tenaga kerja. Hal tersebut tentu akan banyak membuang modal dan memperkecil keuntungan.
Banyak pula kasus pabrik air minum bangkrut karena tidak mampu menjual stok yang telah diproduksi. Adapun solusinya ialah, mulai dari produksi kecil untuk membangun jalur distribusi secara bertahap,
6. Tidak Adaptif Terhadap Regulasi dan Trend
Jangan menutup mata bahwa trend pasar air minum terus mengalami perubahan. Misalnya, banyak konsumen mulai sadar tentang kemasan isi ulang atau botol ramah lingkungan. Pabrik yang tidak mengikuti trend tersebut sudah pasti tertinggal dan kehilangan pasar.
Demikian pula dengan sistem regulasi pemerintah yang semakin ketat. Banyak pengusaha AMDK yang bodo amat dengan perubahan tersebut karena takut harus investasi tambahan. Mereka pun bertahan dengan sistem lama dan mengabaikan tren digitalisasi, kemasan ramah lingkungan, hinge jualan online.
Jika tidak segera berbenah, maka nasibnya akan sama seperti kebanyakan pabrik bangkrut yang lainnya. Agar dapat bertahan, Anda pun harus selalu update dengan tren industri, regulasi baru, dan melakukan inovasi dalam produk maupun cara distribusi.
Sudah Memahami Penyebab Pabrik Air Minum Bangkrut?
Bisnis air minum memang tampak sederhana, tapi realitanya sangat kompleks dan berisiko jika berjalan tanpa memiliki pemahaman yang cukup. Tak sedikit pabrik air minum bangkrut bukan karena produk tidak laku tapi mereka tidak mempunyai strategi yang kuat dan terhalang regulasi.
Karena itu, jika ingin serius dalam membangun atau menyelamatkan bisnis AMDK yang sudah berjalan, jangan sendirian. Anda bisa menggandeng mitra profesional seperti PT Tanindo yang sudah membantu ratusan pabrik berkembang dari nol. Anda pun bisa mempelajari lebih dalam mengenai bisnis ini untuk menyusun strategi berkelanjutan!
FAQ
Kualitas air yang buruk, izin kurang lengkap, manajemen lemah, dan strategi pemasaran yang kurang jelas.
Ya, keduanya wajib Anda penuhi supaya produk sah dan dapat dijual secara legal.
Melalui manajemen yang efisien, pemasaran yang tepat, serta pendampingan dari ahli seperti PT Tanindo.
Bisa, asalkan brand Anda memiliki keunikan, kuat, dan strategi distribusinya efektif.
