Air minum yang sehat menjadi kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa diabaikan. Kini, masyarakat pun semakin cermat dalam memilih produk, khususnya air minum dalam kemasan (AMDK). Agar konsumen merasa yakin terhadap produk yang dikonsumsi, AMDK harus mengantongi sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP).
Sayangnya, masih banyak produsen AMDK yang belum menyadari pentingnya GMP. Padahal, sertifikat tersebut menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Untuk mengetahui apa itu Good Manufacturing Practice, simak informasi selengkapnya di sini!
Apa Itu Good Manufacturing Practice?
Good Manufacturing Practice (GMP), atau dalam Bahasa Indonesia disebut Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), adalah serangkaian prosedur yang harus produsen ikuti dalam proses produksi pangan, sehingga lebih aman, higienis, bermutu, dan layak konsumsi.
Pedoman ini wajib produsen terapkan secara menyeluruh. Tidak hanya pada tahap pengujian produk akhir, tetapi sejak awal proses produksi hingga distribusi ke konsumen. Seluruh aspek seperti bahan baku, sarana dan prasarana, sanitasi, tenaga kerja, pengemasan, hingga pengawasan harus memenuhi standar.
Manfaat Penerapan Good Manufacturing Practice
Penerapan Good Manufacturing Practice sangat penting dalam industri AMDK karena memiliki banyak keuntungan yang tidak hanya dirasakan oleh pelaku usaha atau produsen, tetapi juga konsumen. Berikut ini penjelasannya:
1. Bagi Pelaku Usaha
Bagi produsen, GMP memberikan sejumlah keuntungan sebagai berikut.
- Membangun dan menjaga kepercayaan konsumen, yang berdampak positif pada citra perusahaan dan mendorong loyalitas konsumen.
- Melindungi pangsa pasar karena konsumen merasa puas dan enggan beralih ke produk pesaing.
- Mendukung program keamanan pangan serta penerapan sistem manajemen mutu.
- Meminimalisir pemborosan akibat retur produk yang rusak.
- Mengidentifikasi dan mencegah potensi masalah seperti kontaminasi, penarikan produk, tuntutan hukum, dan denda.
- Meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan.
2. Bagi Konsumen
Sementara itu, bagi konsumen, penerapan Good Manufacturing Practice memberikan manfaat seperti berikut.
- Menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap mutu dan keamanan produk.
- Menjamin produk bebas dari kontaminasi zat berbahaya, sehingga aman dikonsumsi.
- Memastikan kualitas produk sesuai dengan label, sehingga konsumen terhindar dari produk palsu.
- Meningkatkan wawasan dan pengetahuan konsumen tentang produk, sehingga membantu mereka membuat keputusan saat membeli.
- Memastikan konsumen selalu mendapatkan produk yang sama.
- Meminimalisir kerugian konsumen akibat produk cacat atau tidak sesuai.
Aspek GMP pada Pabrik AMDK
Untuk memperoleh sertifikasi Good Manufacturing Practice, perusahaan Anda harus memenuhi sejumlah aspek sesuai ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan dan penilaian akan dilakukan terhadap beberapa hal berikut ini.
1. Lokasi dan Bangunan
Aspek pertama adalah lokasi dan bangunan pabrik. Lokasi pabrik harus jauh dari lingkungan yang tercemar, baik dari tumpukan sampah, jalan berdebu, atau genangan air. Sementara itu, desain dan tata letak bangunan harus dirancang secara sistematis agar mendukung kelancaran proses produksi.
2. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi berperan penting dalam menjaga kebersihan, higienitas, dan kesehatan lingkungan kerja. Umumnya, fasilitas ini mencakup ventilasi udara, perlengkapan kebersihan, tempat pencucian peralatan, toilet dan wastafel, serta saluran pembuangan limbah yang memadai.
3. Mesin dan Peralatan
Seluruh mesin dan peralatan harus sesuai standar, bersertifikat, dan menjamin keselamatan kerja. Peralatan harus terbuat dari bahan yang aman, mudah dibersihkan, tahan karat, dan bebas dari kontaminan berbahaya yang bisa memengaruhi hasil produk.
4. Pengendalian Proses
Pengendalian proses bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan prosedur yang bisa merusak produk. Selain itu, hal ini memastikan seluruh tahapan, dari pra-produksi hingga pasca-produksi, berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
5. Pengendalian Hama
Keberadaan hama seperti tikus, ular, serangga, dan burung di pabrik tidak boleh Anda abaikan karena bisa mencemari bahan baku, peralatan, dan produk. Selain menjaga kebersihan, Anda perlu memasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela, menutup celah yang memungkinkan hama masuk, dan menyediakan alat pembasmi serangga.
6. Higienitas Karyawan
Selain menjaga kebersihan lingkungan dan fasilitas, karyawan Anda juga wajib menerapkan prosedur higienis. Misalnya, mengenakan pakaian kerja bersih, masker, dan sarung tangan; mencuci tangan secara rutin; serta menghindari kontak langsung dengan produk sebelum dikemas.
7. Pengawasan
Pengawasan melibatkan pemantauan berkelanjutan terhadap seluruh proses produksi, mulai dari bahan baku hingga produk akhir, untuk memastikan keamanan, kualitas, dan efektivitas produk. Sehingga, segera ada pencegahan ketika terjadi kesalahan yang bisa menurunkan kualitas produk.
8. Dokumentasi
Terakhir, dokumentasi lengkap dan akurat sangat penting, mencakup pencatatan saat pengadaan bahan baku, proses pengolahan, pengemasan, hingga penetapan tanggal produksi dan kadaluarsa. Dokumentasi yang baik mendukung jaminan mutu, keamanan produk, dan memudahkan proses audit.
Alur Sertifikasi GMP dan Proses Audit
Di Indonesia, sertifikasi Good Manufacturing Practice dikeluarkan oleh BPOM sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2021 tentang tata cara penerbitan izin penerapan CPPOB. Berikut adalah alurnya.
- Pengajuan Permohonan: Produsen mengajukan permohonan izin penerapan CPPOB secara online melalui laman resmi BPOM di e-sertifikasi.pom.go.id.
- Pengisian Data dan Unggah Dokumen: Produsen mengisi data profil perusahaan dan melampirkan dokumen seperti peta lokasi, denah bangunan, deskripsi produk, dan alur proses produksi.
- Verifikasi Data oleh BPOM: BPOM melakukan verifikasi terhadap data dan dokumen yang Anda ajukan.
- Pembayaran: Produsen melakukan pembayaran sesuai nominal yang tercantum dalam surat perintah bayar dari BPOM, maksimal dalam waktu tujuh hari.
- Pelatihan dan Audit Internal: Sebelum audit eksternal, perusahaan sebaiknya melaksanakan pelatihan Good Manufacturing Practice kepada seluruh karyawan, lalu melakukan audit internal untuk memastikan kesiapan.
- Audit Eksternal: Auditor dari lembaga sertifikasi datang untuk menilai kesesuaian fasilitas dan proses produksi berdasarkan standar GMP.
- Tindakan Perbaikan: Jika auditor menemukan ketidaksesuaian, maka perusahaan Anda wajib memperbaikinya agar kesalahan tidak terulang.
- Penerbitan Sertifikat: Setelah dinyatakan lolos audir, lembaga sertifikasi akan menerbitkan sertifikat.
- Pengawasan Berkala: Audit pengawasan dilakukan minimal setiap enam bulan hingga satu tahun untuk memastikan kepatuhan terhadap standar sistem manajemen mutu.
Konsultasikan Kebutuhan Sertifikasi GMP Anda Bersama Tanindo
Good Manufacturing Practice dirancang untuk memastikan produk air minum dalam kemasan (AMDK) selalu bermutu tinggi dan aman sesuai harapan konsumen. Penerapan GMP sangat penting karena memberikan manfaat jangka panjang bagi produsen maupun konsumen.
Jika Anda pemilik bisnis AMDK yang ingin mengurus sertifikat Good Manufacturing Practice, PT Tanindo siap menjadi mitra konsultasi terpercaya. Sebagai konsultan pabrik AMDK berpengalaman, Tanindo akan membantu menyiapkan seluruh persyaratan yang Anda butuhkan, termasuk penyediaan mesin filtrasi air.
FAQ
Good Manufacturing Practice (GMP) adalah serangkaian prosedur yang harus produsen ikuti dalam proses produksi pangan, sehingga lebih aman, higienis, bermutu, dan layak konsumsi.
Membangun dan memelihara kepercayaan konsumen, meningkatkan citra positif perusahaan, mendorong pertumbuhan laba, serta menjamin produk yang dihasilkan aman, berkualitas tinggi, dan layak konsumsi.
Lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, mesin atau peralatan, bahan baku, pengawasan proses produksi, produk akhir, laboratorium, karyawan, pengemasan, penyimpanan, distribusi, serta dokumentasi dan pencatatan.
Sertifikat ini memiliki masa berlaku selama lima tahun.
