Bioremediasi – Memanfaatkan Organisme Hidup untuk Pengurangan Limbah Cair

Saat ini, metode bioremediasi banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri tekstil hingga kelapa sawit, karena manfaatnya sebagai pengolah limbah. Prinsip kerja metode ini yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai agen pengurai bahan organik dalam limbah. 

Adapun dalam pengaplikasiannya, ada beberapa teknik bioremediasi yang digunakan. Namun secara umum, bisa dibagi menjadi teknik in situ dan ex situ. Selengkapnya mengenai metode ini, mulai dari pengertian, prinsip kerja, manfaat. hingga tekniknya, akan diuraikan berikut ini.

Apa Itu Bioremediasi?

Bioremediasi berasal dari kata “bio” yang berarti hidup, dan “remediasi” yang berarti pemulihan. Sehingga, bisa diartikan sebagai suatu proses yang melibatkan makhluk hidup, terutama mikroorganisme seperti bakteri dan fungi, untuk menetralkan lingkungan dari kontaminasi limbah dan bahan kimia berbahaya lainnya. 

Metode ini sangat penting untuk mengembalikan area yang terkena dampak limbah kimia ke kondisi alamiahnya, sehingga bisa layak huni oleh makhluk hidup. Hingga saat ini, teknik ini sudah digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membersihkan tanah yang terkontaminasi minyak bumi hingga mengatasi pencemaran logam berat di perairan. 

Prinsip Bioremediasi

Ada 3 prinsip utama dalam penerapan metode ini untuk mengolah limbah, yaitu:

  1. Biostimulasi, yaitu dengan menstimulasi mikroba indigenous melalui berbagai cara, seperti penambahan nutrisi berupa karbon, nitrogen, fosfat, dan kalium. 
  2. Bioaugmentasi, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme exogenous untuk pengolahan air limbah. 
  3. Natural Attenuation, yaitu dengan pengelolaan intrinsik atau memanfaatkan proses alami di dalam tanah yang memiliki populasi mikroorganisme tinggi, nutrient tersedia, dan kondisi lingkungan memenuhi.

Manfaat Bioremediasi

Berikut 4 manfaat metode ini untuk kehidupan sehari-hari:

1. Mengurangi Polutan Berbahaya di Air Limbah

Manfaat utama bioremediasi adalah mengurangi polutan berbahaya dalam air limbah seperti logam berat dan senyawa organik terhalogenasi, seperti herbisida dan pestisida. Kemudian, juga bisa digunakan untuk mendegradasi sisa-sisa tanaman dan limbah dari industri kelapa sawit. 

Selain itu, bioremediasi dapat mengatasi limbah akibat dari kebocoran lumpur minyak. Pasalnya, metode ini bisa memecah kandungan minyak dalam lumpur, sehingga tidak mencemari lingkungan. Metode ini pun mampu mengurangi kandungan zat warna dalam limbah cair, dari industri tekstil.

2. Bisa Menghemat Biaya untuk Pengolahan Limbah

Bioremediasi juga bermanfaat untuk menghemat biaya pengolahan limbah. Pasalnya, teknik ini termasuk lebih murah, jika dibandingkan metode pengolahan limbah konvensional lainnya, seperti teknik fisik dan kimia. 

3. Menciptakan Keberlanjutan 

Manfaat lainnya dari metode ini yaitu bisa menciptakan keberlanjutan lingkungan. Pasalnya, konsentrasi bahan pencemar yang terlalu tinggi pada perairan alami, bisa membunuh makhluk hidup di sekitarnya. 

Nah, bioremediasi mampu mengolah bahan pencemar tersebut, sehingga kandungan polutannya berkurang dan aman untuk makhluk hidup. Dengan kata lain, bioremediasi bisa menjaga dan menciptakan keberlanjutan ekosistem untuk masa depan.

4. Mengurangi Resiko Penyakit

Tingginya konsentrasi polutan berbahaya pada lingkungan, bisa menimbulkan resiko penyakit untuk manusia, seperti diare, sesak nafas, hingga kanker. Jadi, melalui pengurangan konsentrasi polutan dengan bioremediasi, bisa mengurangi resiko penyakit dan melindungi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Teknik Bioremediasi Berdasarkan Metode Pelaksanaan

Berikut ini 2 teknik yang biasanya digunakan dalam metode pengolahan limbah ini berdasarkan metode pelaksanaan:

1. Bioremediasi In Situ

Sesuai namanya, ini merupakan teknik pengolahan limbah yang mana mikroorganisme diaplikasikan langsung pada air atau tanah yang tercemar limbah. Adapun dalam pengaplikasiannya, teknik ini terbagi atas:

  • Biostimulasi/Bioventing: Upaya memperbanyak dan mempercepat pertumbuhan mikroba sebagai agen pengolah limbah, dengan cara penambahan nutrien (N, P) dan akseptor elektron (O2) pada lingkungan pertumbuhanya.
  • Bioaugmentasi: Upaya penambahan organisme dari luar pada limbah cair untuk meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah secara biologi. Namun,  perlu diperhatikan bahwa teknik ini memiliki hambatan, yaitu ada resiko mikroba tidak bisa berkembang optimal, jika lingkungan tidak sesuai untuk pertumbuhannya. 
  • Biosparging: Upaya penambahan udara di bawah tekanan ke dalam air, sehingga bisa meningkatkan oksigen dan meningkatkan kecepatan degredasi bahan organik pada limbah. 

2. Bioremediasi Ex Situ

Teknik ini merupakan metode pengolahan limbah yang dilakukan di luar tempat asli air atau tanah yang terkontaminasi limbah. Adapun teknik ini terdiri atas:

  • Landfarming: Teknik pengolahan tanah yang terkontaminasi limbah, dengan cara memindahkannya pada lahan khusus yang secara periodik akan diamati sampai polutan terdegradasi dengan baik. 
  • Composting: Teknik pengolahan limbah dengan mencampurkan tanah yang terkontaminasi dengan tanah yang mengandung pupuk atau senyawa organik, yang dapat meningkatkan populasi mikroorganisme dalam tanah. 
  • Biopiles: Teknik bioremediasi perpaduan antara landfarming dan composting. Artinya, pada metode ini tanah akan dipindahkan ke lahan khusus, kemudian diberikan pupuk atau senyawa organik untuk menumbuhkan mikroorganisme pengolah limbah.
  • Bioreactor: Teknik pengolahan limbah dengan menggunakan aqueous reaktor pada tanah atau air yang terkontaminasi.

Teknik Bioremediasi Berbasis Oksigen

Ada 2 teknik metode pengolahan limbah ini berbasis oksigen, yaitu:

1. Aerobik: Penguraian limbah menggunakan mikroorganisme yang memerlukan oksigen. Teknik ini memakai udara terkompresi dan menerapkan bioventing pasif, untuk memasukkan oksigen pada air tanah atau ke dalam tanah.

2. Anaerobik: Diterapkan pada lingkungan yang mengandung PCB dan trichloroethylene atau logam berat. Penerapannya cukup rumit, sebab membutuhkan pengawasan dan peralatan khusus.

Tertarik Menerapkan Bioremediasi?

Bioremediasi merupakan teknik pengolahan air limbah dengan dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai agen pengurai bahan organik atau polutan berbahaya dalam air. Namun, dalam pengaplikasiannya tentu saja akan ada resiko kegagalan akibat dari kesalahan teknik dan mikroorganisme yang digunakan.

Demi meminimalisir resiko kegagalan saat pengaplikasian metode ini, disarankan menggunakan Jasa IPAL berpengalaman dan terpercaya. PT Tanindo hadir sebagai jasa pengolah limbah profesional, dengan pengalaman lebih dari 12 tahun.

Menariknya, PT Tanindo tidak hanya menyediakan jasa pemasangan instalasi pengolahan limbah, tetapi juga memberikan konsultasi terkait desain, tata letak, hingga metode pengolahan limbah terbaik yang bisa Anda gunakan. Termasuk dalam hal ini adalah metode bioremediasi. 

Tidak hanya itu, ada banyak pilihan metode pengolahan limbah terkini lainnya yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan seperti Nanofiltrasi, Reverse Osmosis, Gas Ozone Sterilisasi, Ultrafiltrasi, dan banyak lagi. Informasi pemesanan, langsung cek website PT Tanindo!

FAQ

Apa yang dimaksud bioremediasi?

Bioremediasi merupakan suatu upaya pembersihan atau pengurangan bahan pencemar lingkungan, dengan memanfaatkan organisme hidup, terutama mikroorganisme seperti bakteri.

Sebutkan contoh mikroorganisme untuk bioremediasi?

Pseudomonas, Bacillus, Moraxella, Acinetobactor, Burkholderia, dan Alcaligenes.

Apa manfaat yang diperoleh dari bioremediasi?

  • Membersihkan atau mengurangi bahan polutan pada tanah atau perairan yang terpapar oleh limbah pertambangan atau industri seperti minyak mentah, dan lainnya.
  • Bisa menghemat biaya untuk pengolahan limbah.
  • Menciptakan keberlanjutan lingkungan dan ekosistem sekitar.
  • Mengurangi resiko penyakit akibat dari adanya polutan berbahaya pada sumber air.

Faktor apa saja yang mempengaruhi bioremediasi?

  • Konsentrasi biomassa mikroorganisme;
  • Keanekaragaman populasi mikroorganisme;
  • Aktivitas enzim mikroorganisme;
  • Struktur molekuler kontaminan; dan
  • Kondisi lingkungan.

Apa peran mikroba dalam bioremediasi?

Mikroorganisme dalam bioremediasi berperan sebagai pengurai polutan lingkungan melalui metabolisme mereka, melalui jalur biokimia yang berhubungan dengan aktivitas dan pertumbuhannya.

Rate this post

Butuh Jasa Pengolahan Air Terpercaya?

Apakah Anda sedang mencari jasa pengolahan air untuk kebutuhan industri hingga bisnis air minum dalam kemasan? Diskusi dengan kami untuk informasi lebih lanjut!

Hubungi Kami
Hubungi Kami