Air limbah harus mengalami proses oksidasi senyawa organik maupun anorganik agar dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Namun, proses ini dapat menghasilkan air dengan kandungan zat berbahaya bagi lingkungan. Oleh karenanya, Anda perlu mengidentifikasi kualitas air limbah dengan menganalisis parameter BOD COD TSS.
Lantas, apa perbedaan antara BOD, COD, dan TSS? Untuk memahami lebih lanjut, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian BOD COD TSS
Singkatnya, BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang mikroorganisme butuhkan untuk mendegradasi atau menguraikan bahan organik dalam air. Mikroorganisme memecah bahan organik tersebut guna memenuhi kebutuhan makanan dan energinya selama proses oksidasi.
Sementara itu, COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air. Proses oksidasi ini melalui reaksi kimia, di mana zat organik akan terurai atau terpecah menjadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dalam suasana asam.
Berbeda dengan TSS (Total Suspended Solids) yang merupakan jumlah padatan yang tidak larut di dalam air, sehingga tersuspensi (mengambang) di atas permukaan air. Padatan tersebut meliputi berbagai partikel, seperti debu, mikroorganisme, alga, plankton, lumpur, partikel tanah akibat erosi, serta limbah padatan industri lainnya.
Fungsi BOD COD TSS
Parameter BOD COD TSS memiliki peran penting dalam menentukan kualitas air limbah, karena dapat mendeteksi tingkat pencemaran bahan organik yang berhubungan dengan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Beban pencemaran tersebut umumnya berasal dari limbah domestik maupun industri.
Semakin tinggi nilai BOD dan COD, maka semakin buruk kualitas air akibat tingginya jumlah limbah organik yang masuk ke dalam air. Kualitas air yang rendah menyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen), yang mana sejatinya sangat penting untuk kelangsungan hidup organisme perairan.
Analisis BOD dan COD juga bertujuan untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen tambahan yang dibutuhkan untuk menstabilkan bahan organik. Selain itu, kedua parameter juga dapat menentukan ukuran dan efisiensi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) agar sesuai dengan standar pembuangan limbah yang diperbolehkan.
Sementara itu, TSS berfungsi untuk mengukur jumlah partikel tersuspensi dalam air dan mengevaluasi tingkat kekeruhannya. Parameter ini sangatlah penting dalam pengelolaan air limbah, karena akan berpengaruh terhadap kejernihan dan kualitas estetika air serta keseimbangan ekosistem perairan.
Metode Pengukuran BOD COD TSS
Pengukuran BOD COD TSS dilakukan di laboratorium dengan cara mengambil sampel air limbah. Lalu, mengukur jumlah oksigen yang terlarut (BOD, COD) dan jumlah partikel padatan dalam sampel (TSS). Satuan ukuran BOD COD TSS yaitu mg/L (milligram per liter). Berikut ini metode pengukuran ketiga parameter tersebut:
A. BOD
Untuk mengukur kadar BOD, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
- Pertama, ukur kadar oksigen terlarut dalam sampel air limbah sebelum pengujian.
- Kemudian, inkubasi sampel air limbah dalam botol tertutup selama 5 hari pada suhu konstan sekitar 20°C, agar aktivitas mikroorganisme optimal.
- Setelah proses inkubasi selesai, ukur kembali kadar oksigen terlarut dalam sampel.
- Lalu, hitung selisih antara kadar oksigen terlarut awal dan akhir setelah inkubasi.
- Nantinya, selisih tersebut menunjukkan jumlah oksigen yang mikroorganisme konsumsi untuk menguraikan bahan organik.
B. COD
Kadar COD dapat diukur dengan metode titrasi kimia atau menggunakan spektrofotometer. Berikut ini langkah-langkah lengkap metode titrasi kimia.
- Tambahkan kalium dikromat (K₂Cr₂O₇) sebagai oksidator ke dalam sampel air yang telah diberi asam sulfat.
- Lalu, panaskan sampel pada suhu 150°C selama 2 jam.
- Setelah pendinginan, titrasi larutan menggunakan indikator ferroin hingga warna berubah dari hijau kebiruan menjadi coklat kemerahan.
- Volume larutan titrasi yang digunakan akan menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi.
Sedangkan cara mengukur kadar COD yang lebih sederhana bisa Anda lakukan dengan spektrofotometer. Berikut ini langkah-langkahnya.
- Pertama, dinginkan sampel hingga suhu ruang dan biarkan suspensi mengendap.
- Kemudian, ukur sampel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm untuk konsentrasi rendah dan 600 nm untuk konsentrasi tinggi.
- Jika sudah, hitung kadar COD berdasarkan persamaan linear dari kurva kalibrasi.
C. TSS
Pengukuran TSS bisa Anda lakukan dengan metode gravimetri atau menggunakan sensor cahaya. Berikut ini tahapan metode gravimetri.
- Saring sampel air menggunakan glass fiber filter atau kertas saring yang sudah ditimbang.
- Kemudian, masukkan endapan yang tersaring ke dalam oven untuk menghilangkan sisa air.
- Setelah itu, timbang kembali endapan yang sudah kering.
- Nantinya, nilai TSS dihitung berdasarkan selisih berat sampel endapan sebelum dan sesudah pengeringan.
Sementara itu, tahapan pengukuran TSS dengan metode sensor cahaya adalah sebagai berikut.
- Pertama, alat sensor akan memancarkan cahaya ke dalam air.
- Lalu, partikel-partikel tersuspensi dalam air akan menghamburkan cahaya.
- Selanjutnya, sensor mengukur jumlah cahaya yang tersebar dan menampilkan angka yang menunjukkan tingkat kekeruhan air.
Perbedaan antara BOD dan COD
BOD dan COD merupakan dua parameter yang berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen dalam mengoksidasi bahan organik. Berbeda dengan TSS yang mengacu pada jumlah total padatan tersuspensi dalam air. Meski memiliki fungsi yang mirip, BOD dan COD memiliki beberapa perbedaan utama, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Proses Pengukuran
Umumnya, analisis COD lebih cepat, di mana hanya membutuhkan waktu beberapa jam. Sedangkan BOD memerlukan proses inkubasi selama 5 hari untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Hal ini lantaran BOD diukur melalui proses biologis yang melibatkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik, sedangkan COD menggunakan metode kimiawi.
2. Tingkat Kesulitan Penguraian
Tidak semua bahan organik dalam air limbah bisa diurai oleh mikroorganisme, terutama jika tercampur dengan zat beracun atau senyawa kimia berbahaya. Oleh karena itu, BOD hanya mengukur bahan organik yang dapat terurai secara biologis, sedangkan COD mampu mendeteksi baik bahan organik maupun zat kimia yang dapat teroksidasi.
Sudah Paham Apa Saja Perbedaan BOD COD TSS?
Air limbah dengan kadar BOD COD TSS yang tinggi dapat merusak lingkungan, membahayakan kesehatan masyarakat, dan mengancam keberlangsungan hidup biota air jika dibuang tanpa melalui proses pengolahan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar oksigen dalam air akibat meningkatnya proses oksidasi.
Untuk mencegah dampak negatif tersebut, perlu adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang sesuai standar. Anda bisa percayakan pemasangannya kepada PT Tanindo yang merupakan penyedia jasa IPAL yang telah berpengalaman selama belasan tahun dan didukung oleh tenaga ahli di bidangnya.
Dengan teknologi yang modern dan metode pengolahan yang efisien, kami membantu memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan memenuhi baku mutu lingkungan. Jangan biarkan pencemaran air menghambat operasional bisnis Anda. Percayakan pengolahan air limbah kepada Tanindo!
FAQ
BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen untuk mendegradasi bahan organik. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen untuk mengoksidasi senyawa organik. TSS (Total Suspended Solids) adalah total bahan tersuspensi dalam air.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016, batas maksimum kadar BOD adalah 30 mg/L, COD 100 mg/L, dan kadar TSS 150 mg/L (limbah industri), serta 30 mg/L (limbah domestik).
Ketika BOD dan COD tinggi, mikroorganisme menggunakan lebih banyak oksigen untuk proses penguraian bahan organik. Akibatnya, konsentrasi oksigen terlarut dalam air menurun secara signifikan, sehingga biota air kekurangan oksigen dan mati.
Kadar TSS yang tinggi menyebabkan air menjadi keruh atau berwarna, kadar oksigen dalam air menurun, fotosintesis tumbuhan air terganggu karena cahaya terhambat, sedimentasi tinggi, serta adanya penyumbatan saluran air pada sistem drainase dan saluran irigasi.