Mayoritas orang Indonesia sangat familiar dengan olahan makanan yang menggunakan minyak, mulai dari skala rumah tangga, pedagang, restoran, hotel, dan industri makanan. Hal ini menyebabkan limbah minyak berlimpah dan dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan jika dibuang sembarangan.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum teredukasi mengenai dampak negatif limbah minyak dan cara membuang atau mengelolanya yang benar. Lalu, apa saja dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan? Apakah hanya minyak jelantah yang berpotensi berbahaya? Temukan jawabannya di artikel ini!
Pengertian Limbah Minyak
Limbah minyak adalah sisa atau buangan zat cair berupa minyak yang berasal dari berbagai sektor, yaitu rumah tangga, industri makanan, usaha kuliner mikro dan menengah. Limbah ini juga bisa berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, tangki penyimpanan minyak pada kapal laut, industri pengolahan pelumas, dan lain-lain.
Umumnya, limbah ini termasuk dalam kategori limbah B3, yaitu limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Sifat, konsentrasi, dan jumlah limbah B3 ini dapat mencemari dan membahayakan lingkungan hidup serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak Limbah Minyak Bagi Lingkungan dan Kesehatan
Beberapa industri makanan skala besar mungkin telah memiliki sistem pengolahan limbah minyak. Namun, banyak industri makanan skala kecil atau rumah tangga belum memiliki sistem serupa, sehingga mereka membuang limbah minyak langsung ke lingkungan. Padahal, inilah beberapa dampaknya:
1. Menyumbat Saluran Air
Minyak yang dibuang sembarangan ke saluran air akan mengendap dan membentuk lapisan ketika sudah dingin. Lapisan minyak ini bisa menyumbat saluran pembuangan dan berpotensi menempel pada limbah padat, menciptakan gumpalan sampah yang menghambat aliran air.
2. Merusak Ekosistem Perairan
Pembuangan minyak lewat saluran air akan berakhir di danau, sungai, atau lautan. Karena massa jenisnya lebih rendah daripada air, lapisan minyak akan mengapung di permukaan air. Sehingga, minyak akan menghalangi masuknya sinar matahari dan menyebabkan penurunan kadar oksigen di dalam air.
Sinar matahari yang tidak bisa menembus air membuat tumbuhan air tidak mampu melakukan fotosintesis. Selain itu, minyak juga tidak mampu mengikat oksigen dengan sempurna, yang mana biota butuhkan untuk melakukan respirasi. Sehingga, kehidupan di ekosistem perairan menjadi terancam.
3. Mencemari Kualitas Tanah dan Biota di Dalamnya
Selain di perairan, minyak juga sering kali dibuang sembarangan ke tanah. Limbah tersebut akan terserap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah dan menyumbatnya. Sehingga, air sulit meresap dan membuat tanah menjadi keras dengan tingkat kesuburan yang menurun. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terganggu.
Limbah minyak dapat mempengaruhi kandungan fosfor tanah dan meningkatkan pH-nya, sehingga tanah menjadi terlalu basa. Dalam jangka panjang, tanah bisa kehilangan kesuburannya dan tidak cocok untuk pertanian. Kontaminasi minyak ini juga berdampak buruk pada kehidupan biota di sekitar maupun di dalam tanah.
4. Mengancam Kesehatan Manusia
Tindakan membuang limbah minyak ke badan air dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia, terutama jika sumber air tersebut Anda gunakan untuk mandi, sanitasi, atau konsumsi langsung. Dampaknya bisa mencakup infeksi saluran pernapasan, iritasi dan infeksi kulit, serta meningkatkan risiko penyakit kanker.
Dampak Pencemaran Minyak Bumi di Laut
Selain pencemaran limbah minyak, tumpahan minyak bumi yang terjadi karena ledakan di pengeboran minyak atau adanya kecelakaan kapal laut pengangkut minyak juga dapat menyebabkan pencemaran di lautan. Adapun dampaknya adalah sebagai berikut.
- Estetika pantai rusak akibat bau minyak. Warna air laut menjadi gelap akibat residu minyak yang terdampar di pantai, yang mana kemudian menutupi batuan, pasir, tumbuhan, dan hewan di sekitarnya.
- Terumbu karang mengalami kerusakan akibat reaksi kimia dan fisika dari limbah minyak. Meskipun tidak mengakibatkan kematian secara langsung, namun proses pemulihan terumbu karang memerlukan waktu yang lama.
- Pertumbuhan fitoplankton laut terhambat akibat senyawa beracun yang ada di dalam komponen minyak bumi. Jika jumlah fitoplankton menurun, maka populasi ikan, kerang, dan udang juga akan menurun.
- Populasi alga dan protozoa menurun karena kontak dengan racun slick atau lapisan minyak yang terakumulasi di permukaan air.
- Burung-burung laut yang mendarat di air atau menyelam untuk mencari makanan biasanya akan bersentuhan dengan minyak di laut. Nantinya, minyak meresap ke bulu dan merusak kemampuan isolasi termal, sehingga burung mengalami kedinginan dan akhirnya mati.
Pengelolaan Limbah Minyak
Pada skala kecil seperti rumah tangga, cara membuang sisa minyak yang baik adalah dengan memasukkannya ke dalam botol, jerigen, atau kaleng bekas dalam keadaan dingin, lalu buang ke tempat sampah. Alternatif lainnya adalah mengirimkan sisa minyak ke Pusat Pengelolaan Sampah agar dapat diolah kembali menjadi barang berguna seperti sabun dan lilin.
Sementara itu, pengolahan limbah cair industri memiliki berbagai metode sesuai dengan tingkat kontaminasi. Umumnya, proses pembuangan limbah cair industri terdiri dari tiga tahap, yaitu:
- Primer
Proses awal ini mencakup berbagai metode seperti penyaringan (screening), pretreatment, sedimentasi, dan flotasi.
- Sekunder
Tahap ini biasanya memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik. Metode yang sering digunakan meliputi rickle filter, lumpur aktif, dan kolam pengolahan limbah.
- Tersier
Setelah melewati pengolahan primer dan sekunder, pengolahan tersier dibutuhkan jika masih ada zat berbahaya dalam limbah cair. Contoh metodenya antara lain saringan pasir, microstaining, vacuum filter, dan penyerapan dengan karbon aktif.
Pentingnya Pengelolaan Limbah Minyak yang Tepat
Pengelolaan limbah minyak yang efektif sangat penting untuk mencegah pencemaran lingkungan dan dampak negatif bagi kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapat edukasi tentang cara pembuangan sisa minyak yang benar.
Di sisi lain, untuk skala industri memerlukan jasa pengolahan limbah cair industri yang profesional dan berpengalaman seperti Tanindo, untuk memasang Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan tepat. Dengan dukungan tenaga ahli dan peralatan canggih, hasil olahan air limbah tentu akan memenuhi standar kualitas.
FAQ
Apa itu limbah minyak?
Limbah minyak adalah sisa atau buangan zat cair berupa minyak yang berasal dari berbagai sektor, yaitu rumah tangga, industri makanan, usaha kuliner mikro dan menengah. Limbah ini juga bisa berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, tangki penyimpanan minyak pada kapal laut, industri pengolahan pelumas, dan lain-lain.
Minyak bekas termasuk limbah apa?
Minyak bekas termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yaitu limbah yang konsentrasi dan jumlahnya mengandung zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan.
Apakah limbah minyak dapat didaur ulang?
Sebagian besar minyak goreng bekas (jelantah) dapat Anda daur ulang menjadi sabun batang, sabun cair, dan lilin. Selain itu, jelantah juga dapat Anda ubah menjadi biofuel, yang merupakan sumber energi terbarukan.
Apa dampak dari limbah minyak?
Menyumbat saluran air, merusak ekosistem perairan, mencemari kualitas tanah dan biota di dalamnya, serta mengancam kesehatan manusia.
Bagaimana cara mengolah minyak jelantah?
Anda bisa membuangnya dengan cara membekukannya terlebih dahulu dan kemudian membuangnya ke tempat sampah, atau menyerahkannya ke fasilitas daur ulang limbah. Anda juga bisa mengolahnya sendiri dengan memanaskan minyak jelantah hingga mencapai titik didih untuk menghilangkan kotoran dan sisa makanan, kemudian menyaringnya sebelum digunakan kembali untuk menggoreng.