Mengenal Apa Itu Air Kapur, Ciri, dan Cara Pengolahannya

Pernahkah Anda menjumpai kerak putih pada keran air atau ketel dan panci yang sering Anda gunakan untuk merebus air? Jika ya, itu berarti air di rumah Anda mengandung zat kapur, atau yang lebih dikenal dengan sebutan air kapur.

Tentu saja, hal tersebut akan mengganggu Anda dan memunculkan pertanyaan apakah air ini aman untuk dikonsumsi. Nah, sebelum mencari jawabannya, alangkah baiknya Anda pelajari terlebih dahulu tentang apa itu air kapur, ciri-ciri, dan cara mengolahnya agar air tersebut aman untuk diminum.

Apa Itu Air Kapur?

Air kapur adalah air yang mengandung kalsium hidroksida (Ca(OH)₂), hasil reaksi antara kalsium (Ca), oksigen (O), dan air (H₂O). Kapur ini berupa mineral halus berwarna putih, yang berasal dari batuan kapur dan batuan sedimen, serta biasanya dijumpai di daerah pegunungan kapur (karst).

Kandungan mineral dalam air, terutama kalsium, disebut sebagai zat padat terlarut atau total dissolved solid (TDS). Meskipun kalsium penting bagi tubuh, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, air dengan kadar TDS yang melebihi 500 mg/l tidak dapat dikonsumsi karena bersifat berbahaya.

Mengonsumsi air berkapur dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti batu ginjal, gangguan pencernaan, masalah kulit dan rambut, peredaran darah, serta tulang yang rapuh dan kerusakan gigi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kualitas air yang Anda konsumsi sehari-hari.

Ciri-ciri Air Kapur

Mengetahui apakah air mengandung kapur sebenarnya cukup mudah, baik dengan pengamatan langsung maupun dengan merasakannya. Berikut adalah beberapa tanda yang bisa Anda perhatikan:

1. Warna Putih

Air kapur umumnya memiliki warna putih. Terkadang, saat membuka keran, terlihat seperti kabut putih yang terbentuk, dan sering kali meninggalkan noda putih pada perabotan yang terpapar air tersebut. Bahkan, pakaian bisa terkena noda putih akibat endapan kapur yang ada di dalam air.

2. Licin

Saat terkena air kapur, kulit akan terasa licin. Sehingga, proses membilasnya membutuhkan lebih banyak air dan tenaga ekstra hingga rasa licin hilang dari kulit.

3. Rasa Pahit

Untuk mengetahui apakah air mengandung kapur atau tidak, Anda bisa meminumnya. Air tersebut akan meninggalkan rasa pahit di lidah yang membuatnya terasa tidak enak.

4. Kurang Menghasilkan Busa

Air kapur cenderung menghasilkan busa yang lebih sedikit saat Anda gunakan untuk mencuci. Hal ini membuat penggunaan deterjen menjadi lebih boros dan dapat menyebabkan pakaian mudah rusak, seperti munculnya noda putih pada pakaian berwarna dan membuat pakaian putih terlihat kusam atau kekuningan.

5. Bersifat Basa

Kalsium hidroksida hanya sedikit larut dalam air, sehingga membentuk larutan basa. Untuk mengetahui ciri ini, Anda bisa mengeceknya dengan pH meter. Jika pH air lebih dari 8, maka air tersebut bersifat basa. Padahal, menurut standar kelayakan air minum dari Kementerian Kesehatan RI, pH air tidak boleh melebihi 8,5.

Cara Pengolahan Air Kapur

Setelah memahami ciri-ciri di atas, langkah selanjutnya adalah mengolah air agar lebih aman untuk dikonsumsi. Berikut ini beberapa metode pengolahan air kapur yang dapat Anda terapkan:

A. Rebus dan Saring

Cara pengolahan yang paling mudah adalah dengan merebus air hingga mendidih selama 20 menit. Setelah itu, biarkan air mendingin hingga kapur mengendap di dasar wadah. Kemudian, saring air tersebut menggunakan kain, kertas saring, atau kapas untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. 

B. Filtrasi

Teknik pengolahan air berikutnya adalah filtrasi, yang kini memiliki berbagai metode yang terbukti efektif dalam menghilangkan polutan atau kontaminan, termasuk zat kapur pada air. Prinsip kerja filtrasi adalah dengan menyaring atau menangkap kontaminan menggunakan media berpori. Beberapa media tersebut antara lain:

1. Karbon Aktif

Karbon aktif adalah padatan berpori yang mengandung sekitar 85-95% karbon. Media ini berasal dari bahan seperti kayu, batubara, sekam padi, tempurung, dan sabut kelapa yang dibakar pada suhu tinggi hingga menjadi arang. Karbon aktif mampu menyerap logam-logam berat, TDS, dan zat-zat berbahaya lainnya.

2. Zeolit

Zeolit merupakan bahan penukar ion alami (ion exchanger) yang bekerja dengan melepaskan ion natrium (Na) dan menyerap ion kalsium (Ca), yang dapat mengurangi tingkat kesadahan air. Media ini umumnya berbentuk butiran yang terbuat dari aluminosilikat, yaitu gabungan dari silikon, aluminium, dan oksigen.

3. Pasir Silika atau Kuarsa

Pasir silika adalah bahan berbentuk butiran yang berasal dari kristal-kristal silika atau silikon dioksida. Media ini memiliki pori-pori yang efektif untuk menyerap dan mengikat zat organik, partikel, mikroorganisme, dan lain sebagainya.

4. Filter Membran

Filter membran memiliki ukuran pori yang sangat variatif, sehingga efektif dalam menyaring kapur serta kontaminan berukuran mikro seperti virus dan bakteri. Jenis filter ini antara lain ultrafiltrasi (0,01 mikrometer), nanofiltrasi (0,001 mikrometer), dan reverse osmosis (0,0001 mikrometer).

5. Water Softener

Water softener berfungsi menghilangkan mineral, seperti kalsium dan magnesium, yang mana menyebabkan kesadahan air (water hardness). Cara kerjanya mirip dengan magnet, dimana resin penukar ion akan menggantikan ion kalsium dan magnesium dengan ion natrium saat air melaluinya.

Lantaran keefektifan water softener dalam mengolah air kapur, metode ini sering digunakan di sektor rumah tangga dan industri untuk mencegah pembentukan kerak pada perabotan seperti alat masak, bak mandi, kran, serta mesin industri seperti boiler dan chiller.

Ingin Mengolah Air Kapur Supaya Lebih Aman?

Pada intinya, air kapur dapat menyebabkan kesadahan air yang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh jika Anda mengonsumsinya. Oleh karena itu, pastikan selalu memeriksa kualitas air yang Anda gunakan sehari-hari.

Dengan menerapkan salah satu metode pengolahan di atas, harapannya kualitas air dapat meningkat dan lebih aman untuk Anda konsumsi. Jika Anda membutuhkan mesin-mesin filtrasi, Anda bisa memanfaatkan jasa dari Tanindo.

PT Tanindo merupakan perusahaan jasa water treatment yang telah berpengalaman dalam menangani berbagai permasalahan air. Peralatan yang Tanindo gunakan telah memenuhi standar kualitas dan ditangani oleh tenaga ahli yang kompeten di bidangnya. Jadi, jangan ragu untuk segera menghubungi Tanindo!

FAQ

Apa itu air kapur?

Air kapur adalah air yang mengandung kalsium hidroksida (Ca(OH)₂), hasil reaksi antara kalsium (Ca), oksigen (O), dan air (H₂O). Kapur ini berupa mineral halus berwarna putih, yang berasal dari batuan kapur dan batuan sedimen, serta biasanya dijumpai di daerah pegunungan kapur (karst).

Apakah air yang mengandung kapur boleh diminum?

Boleh, asalkan telah melalui proses pengolahan terlebih dahulu agar layak konsumsi. Jika tidak diolah, kandungan kapur dapat meningkatkan kadar kalsium dalam urin, yang berisiko membentuk kristal kecil di ginjal. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti batu ginjal, keropos tulang, kerusakan gigi, dan gangguan pada kandung kemih.

Bagaimana ciri-ciri air yang mengandung kapur?

  • Bersifat basa (pH lebih dari 8).
  • Menyebabkan kerak putih pada peralatan rumah tangga seperti panci, keran, bak mandi, hingga pakaian.
  • Memiliki rasa yang sedikit pahit.
  • Sulit menghasilkan busa saat digunakan untuk mencuci.
  • Memberikan sensasi licin pada kulit.

Apa saja kegunaan dari air yang mengandung kapur?

  • Menyeimbangkan pH air dengan menetralkan keasaman.
  • Berguna untuk mendeteksi keberadaan gas.
  • Sebagai tambahan kalsium bagi akuarium terumbu karang. 
  • Membantu proses pengolahan air limbah dengan menghilangkan lumpur organik, mengendapkan logam beracun, dan menurunkan kadar partikel tersuspensi.
  • Sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dalam proses pengolahan biogas.
  • Bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum dan mandi, namun harus diolah terlebih dahulu.
Rate this post