Bagaimana Proses Pengolahan Air Gambut? Ini 6 Langkahnya

Air gambut merupakan air hasil dari sisa material tumbuhan dan bersifat asam, maka perlu melalui proses pengolahan. Proses pengolahan air gambut dilakukan melalui serangkaian proses untuk menghilangkan material organik dan mengurangi tingkat keasamannya, sehingga bisa dikonsumsi atau digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Secara umum, tahapan pengolahan air gambut pada jasa water treatment meliputi netralisasi, desinfeksi dan oksidasi, koagulasi dan flokulasi, adsorpsi, sedimentasi, serta filtrasi. Selengkapnya mengenai tahapan pengolahan air gambut akan diuraikan berikut ini. 

Proses Pengolahan Air Gambut

Berikut ini tahapan pengolahan air gambut sampai menjadi air bersih:

1. Netralisasi

Netralisasi merupakan proses mengubah pH air gambut yang bersifat asam (pH < 7) menjadi netral (pH 7-8), melalui pembubuhan alkali yang berupa kapur tohor (CaO) dan batu gamping (CaCO3). Tujuan utama proses netralisasi yaitu membantu meningkatkan efektifitas untuk proses selanjutnya yaitu desinfeksi-oksidasi dengan aerasi.

Pasalnya, proses oksidasi membutuhkan pH netral untuk mengurangi kandungan besi dan mangan dalam air. Selain itu, Suri (2019) dalam Karya Tulis Ilmiahnya mengungkapkan bahwa Klorin efektif mendesinfeksi air yang memiliki pH netral dan jika pH melebihi 8,5, maka asam hipoklorit akan terionisasi menjadi hipoklorit. Sehingga, bisa menghambat efektivitas klorin sebagai desinfektan. 

2. Desinfeksi-Oksidasi dengan Aerasi

Proses pengolahan air gambut selanjutnya yaitu desinfeksi-oksidasi. Adapun proses ini bertujuan untuk memutuskan rantai ikatan senyawa organik yang ada pada air gambut, khususnya humus yang sering memberikan warna coklat hingga hitam pada air. 

Sedangkan proses aerasi bertujuan untuk menghasilkan oksigen dalam air baku, agar mempermudah dalam pengolahan Mn dan Fe. Penyebab rasa pahit pada air dan menciptakan noda pada pakaian. 

Selain itu, proses ini juga mampu menghilangkan gas beracun berbahaya seperti H2S, methan, karbondioksida, dan gas beracun lainnya. Hasil akhir dari proses ini yaitu air yang terbebas dari gas beracun, senyawa besi, dan mangan yang bisa diendapkan 

3. Koagulasi/Flokulasi

Proses koagulasi-flokulasi merupakan upaya untuk menurunkan intensitas warna air dengan menggunakan perpaduan antara penetral pH dan penyerap warna. Sehingga air gambut yang dihasilkan bisa memenuhi standar air bersih.

Pada proses ini, koagulan akan ditambahkan ke dalam air, yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran, supaya mudah diendapkan. Kotoran tersebut bisa berupa zat warna organik, lumpur halus, hingga algae. 

Umumnya, proses ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu koagulasi partikel kotoran dan pertumbuhan flok (flokulasi). Pada tahap koagulasi, partikel kotoran diubah menjadi flok-flok halus melalui pengadukan cepat, setelah ditambahkan koagulan. Kemudian, pada tahap flokulasi, terjadi proses pertumbuhan flok melalui pengadukan lambat. 

Flok-flok tersebut kemudian dipisahkan dengan air bersih. Air yang sudah terbebas dari endapan kotoran pun, kemudian akan dipindahkan untuk selanjutnya diproses lebih lanjut.

4. Adsorpsi

Proses pengolahan air gambut selanjutnya ini berupa penyerapan bahan organik alami yang masih ada pada air. Hasil air yang dihasilkan pada tahapan ini sangat bergantung pada jenis adsorben yang digunakan. 

Contohnya, adsorben berupa tanah lempung gambut (TLG) yang mampu menyerap fraksi bahan organik memiliki specific ultraviolet absorbance (SUVA) yang rendah. Selain itu, penggunaan TLG yang belum dan telah melalui proses aktivasi dan pH yang berbeda memiliki pengaruh terhadap kemampuan adsorpsi bahan organik. 

Berdasarkan penelitian Mahmud dkk. (2012), TLG bisa menyisihkan lebih baik komponen bahan organik di air gambut. Dengan SUVA rendah (bahan organik hidrofilik) pada pH asam dan komponen bahan organik, dengan SUVA tinggi (bahan organik hidrofobik) pada pH yang lebih tinggi. 

5. Sedimentasi (Pengendapan)

Sedimentasi merupakan proses pengolahan air gambut yang dilakukan dengan mengendapkan gumpalan hasil dari proses koagulasi-flokulasi secara gravitasi. Sehingga bisa mengurangi beban kerja filter pada tahapan selanjutnya. 

Proses pengendapan biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam, tergantung dari ukuran flok yang terbentuk. Secara umum, proses ini terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu sedimentasi alamiah dan non alamiah. 

Sesuai namanya, sedimentasi alamiah merupakan proses pengendapan larutan secara alami dan tanpa ada penambahan kimia. Tetapi partikel mengendap karena gaya beratnya sendiri. 

Sedangkan sedimentasi non alamiah merupakan proses pengendapan partikel karena adanya penambahan bahan lain yang membuat partikel kecil bisa bergabung menjadi ukuran yang lebih besar dan membuatnya mengendap di dasar. 

6. Filtrasi (Penyaringan)

Proses terakhir dalam pengolahan air gambut yaitu filtrasi atau penyaringan partikel yang masih tersisa dalam air hasil dari pengolahan sebelumnya. Umumnya, partikel yang disaring berupa flok-flok halus yang masih melayang-layang dalam air dan tidak bisa mengendap pada tahap sebelumnya. 

Penyaringan umumnya menggunakan media penyaring berupa kerikil, karbon aktif, ijuk, hingga pasir. Untuk penyaringan lanjutan, biasanya menggunakan membran ultrafiltrasi, mesin reverse osmosis, hingga nanofiltrasi. Tujuan dari penyaringan lanjutan ini adalah untuk menghasilkan air yang benar-benar bersih dan bisa dikonsumsi. 

Pasalnya, penyaringan lanjutan memanfaatkan membran berpori yang berukuran mikro. Sehingga kotoran atau partikel yang tidak diinginkan dalam air bisa tersaring dengan baik.  

Pengolahan Air Gambut Terbaik Hanya di Tanindo!

Tahapan proses pengolahan air gambut meliputi netralisasi, desinfeksi dan oksidasi, koagulasi dan flokulasi, adsorpsi, sedimentasi, serta filtrasi. Setiap proses tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur, sehingga bisa menghasilkan air bersih siap konsumsi. 

Satu saja metode yang salah atau terlupakan, bisa mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan. Oleh sebab itu, bagi Anda pemula, disarankan untuk menggunakan jasa water treatment terpercaya seperti Tanindo dalam mengolah air gambut. 

PT Tanindo merupakan jasa water treatment yang berpengalaman lebih dari 12 tahun yang menyediakan pengolahan air, baik design, pengadaan, dan instalasinya. Dengan teknologi terkini dan terbarukan seperti reverse osmosis, mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, electro deionisasi, dan banyak lagi, Tanindo siap membantu mengolah air gambut di tempat Anda. 

Selain itu, untuk kredibilitasnya tidak perlu Anda ragukan lagi, karena setiap tenaga ahlinya sudah tersertifikasi dan berpengalaman. Informasi mengenai pemesanan, Anda bisa langsung cek website Tanindo!

FAQ

Apa empat prinsip dasar pengolahan air?

  • Koagulasi untuk menghilangkan partikel tersuspensi
  • Sedimentasi untuk mengendapkan padatan
  • Filtrasi untuk menghilangkan partikel yang tersisa
  • Desinfeksi untuk membunuh patogen.

Air gambut mengandung apa saja?

Umumnya, air gambut mengandung senyawa organik terlarut yang bisa menyebabkan air menjadi asam dan berwarna. Senyawa tersebut bisa berupa asam humat, humin, dan asam sulfat.

Bisakah air gambut diminum?

Air gambut yang belum diolah tidak aman diminum, karena mengandung berbagai senyawa berbahaya, seperti ion halogen (Cl , Br ) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. 

Apa saja proses pengolahan air gambut?

  • Netralisasi
  • Desinfeksi dan oksidasi
  • Koagulasi dan flokulasi
  • Adsorpsi
  • Sedimentasi
  • Filtrasi

Amankah air gambut digunakan untuk mandi?

Tidak aman. Alasannya karena air gambut mengandung logam besi, mangan, ion halogen, bakteri patogen, pH rendah, dan partikel kecil yang membahayakan kesehatan.

Rate this post

Butuh Jasa Pengolahan Air Terpercaya?

Apakah Anda sedang mencari jasa pengolahan air untuk kebutuhan industri hingga bisnis air minum dalam kemasan? Diskusi dengan kami untuk informasi lebih lanjut!

Hubungi Kami
Hubungi Kami