Industri AMDK berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan air minum yang berkualitas. Tingginya persaingan di bidang ini mewajibkan perusahaan AMDK bekerja secara profesional dan efektif berdasarkan SOP produk air minum kemasan.
Proses pengolahan air minum dalam kemasan harus dilakukan secara sistematis dan higienis dan sesuai dengan SOP. Selain proses produksi, perusahaan sebaiknya memiliki SOP untuk penanganan produk jadi hingga layanan after-sale. Artikel berikut akan menjelaskan jenis SOP untuk menangani hasil produk pabrik air minum dalam kemasan.
Table of Contents
SOP Produk Air Minum Kemasan untuk Paska Produksi
Agar produk AMDK tetap terjaga kualitasnya, perusahaan harus melakukan pengendalian mutu dengan ketat. Tidak hanya selama proses berlangsung, pabrik juga harus melakukan pengawasan terhadap penanganan produk jadi. Berikut adalah SOP produk AMDK untuk menangani barang jadi.
SOP Pengemasan
SOP untuk pengemasan harus memuat metode yang mampu menjamin kebersihan dan keamanan produk. Penyusunannya harus selaras dengan peraturan pemerintah dan standar kemasan air minum yang ditetapkan secara internasional. Berikut adalah contoh SOP air minum untuk kemasan dan cara kemas produk AMDK. Standar yang dapat dipakai adalah standar SNI dan BPOM
SOP Bahan Kemasan
- Kemasan terbuat dari bahan yang food grade, seperti PE, PP, PET, PVC, atau PC yang diatur dalam peraturan pemerintah dan sesuai standar SNI.
SOP Desain Kemasan
- Kemasan AMDK terdiri atas gelas (cup), botol, dan kemasan galon yang dibuat dengan desain yang sesuai dan baik.
- Kemasan harus kuat dan tahan terhadap guncangan ataupun penanganan yang kasar saat proses pengiriman.
SOP Kemasan Sekali Pakai
- Kemasan air mineral tidak boleh menimbulkan kontaminan atau zat beracun yang dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan AMDK.
- Air mineral menggunakan kemasan yang steril, higienis, tahan noda, transparan, tidak berwarna. Kemasan harus dilengkapi tutup untuk menjamin kebersihannya.
- Kemasan AMDK sekali pakai harus bersifat food grade, dan tidak boleh dipakai kembali setelah dibuka.
SOP Kemasan Pakai Ulang
- Kemasan air mineral pakai ulang harus steril dan tidak mengandung bahan beracun yang dapat merusak mutu dan memengaruhi keamanan AMDK.
- Kemasan air mineral pakai ulang harus memenuhi syarat food grade dan tidak bereaksi terhadap desinfektan dan bahan pencuci.
- Kemasan air mineral pakai ulang harus memiliki ketebalan minimal ½ mm dan tahan terhadap suhu minimal 60 derajat celcius dalam waktu minimal 15 detik.
- Pencucian dan kegiatan sanitasi bagi kemasan yang dapat dipakai ulang berlangsung di dalam mesin pencucian botol. Bahan detergen untuk mencuci harus bersifat food grade. Adapun proses sanitasi bisa menggunakan air ozon atau desinfektan.
- Kemasan tersebut tahan terhadap gesekan yang disebabkan oleh alat penyikat.
SOP Produk Air Minum Kemasan, SOP Pengepakan
SOP ini memuat metode untuk menjamin keamanan agar tidak rusak selama pengiriman hingga sampai ke end-user. Berikut adalah contoh sop untuk proses pengepakan yang aman bagi produk AMDK:
SOP Cara Pengepakan
- Produk AMDK yang telah dikemas dan diberi label, dimasukkan ke dalam karton untuk memudahkan proses pendistribusian dan penyimpanan di gudang.
- Produk AMDK yang disimpan di dalam kardus adalah kemasan gelas dan botol.
- Produk dalam kemasan galon disimpan pada rak besi yang dibuat bertingkat untuk menyusun galon ke arah atas sehingga dapat menghemat tempat. dan harus diberikan batas jarak dari tanah.
- Proses pengemasan haruslah jauh dari tempat yang terkontaminasi oleh debu.
- Proses pengemasan harus di jauhkan dari tempat yang mengeluarkan bau menyengat.
SOP Penyimpanan Produk AMDK
Perusahaan AMDK membuat SOP panduan perlakuan penyimpanan produk di dalam gudang. Tujuannya adalah untuk menempatkan produk di dalam gudang secara sistematis sehingga memudahkan proses selanjutnya. Contoh SOP penyimpanan produk di dalam gudang adalah seperti di bawah ini:
- Produk AMDK harus disimpan di tempat yang bersih, kering, tidak lembab, dan tidak mengandung zat yang dapat mencemari produk.
- Peletakan produk di dalam gudang harus berkumpul sesuai dengan jenisnya, yaitu gelas, botol, dan galon.
- Penyusunan stok produk AMDK di dalam gudang harus mengikuti metode ‘First In, First Out.’ Artinya, produk yang lebih dulu diproduksi diletakkan di depan barisan. Produk ini nantinya akan lebih dulu keluar dan didistribusikan ke masyarakat.
- Penyusunan stok produk AMDK di dalam gudang harus juga mengikuti metode ‘FEFO’ First Expired First Out, Artinya, produk yang lebih dulu akan expired, Produk ini nantinya akan lebih dulu keluar dan didistribusikan ke masyarakat.
- Bagian gudang harus memiliki catatan terperinci mengenai jumlah barang masuk dan keluar, termasuk jumlah produk cacat.
SOP Pendistribusian Produk AMDK
SOP ini menjelaskan prosedur pendistribusian produk AMDK sejak dari pabrik hingga ke pelanggan. Pabrik AMDK biasanya menggunakan sistem distribusi secara tidak langsung, yaitu melalui distributor. Contoh bagan alur kerja sop produk botol minuman untuk distribusi bisa digambarkan sebagai berikut:
Pabrik Distributor Pengecer Pelanggan
Pabrik akan menyalurkan produk ke distributor. Selanjutnya, para pengecer akan mengambil produk ke distributor lalu meneruskannya ke para pelanggan. Tanggung jawab pabrik air minum dalam kemasan dalam sistem distribusi ini hanyalah kepada distributor saja.
Berikut adalah rangkaian proses distribusi yang tertulis di dalam SOP produk air minum dalam kemasan:
- Penerimaan dan pencatatan order oleh bagian pemasaran
- Mengatur dan membuat kesepakatan mengenai jadwal pengiriman dengan distributor.
- Menyiapkan armada. Pengiriman dilakukan menggunakan mobil box, pick-up, atau kendaraan angkutan barang lainnya.
- Sesampainya di lokasi pengiriman, distributor wajib memeriksa kondisi dan jumlah produk yang diterima. Jika telah sesuai dan produk AMDK yang diterima tidak cacat, distributor wajib menandatangani surat tanda terima barang.
- Apabila distributor menemukan produk cacat atau jumlahnya tidak sesuai pesanan, maka bisa menyampaikan keluhan untuk ditindaklanjuti oleh pihak pabrik.
Menangani Keluhan
Baiknya, sebuah perusahaan Air minum dalam kemasan memiliki divisi pelayanan yang berfungsi untuk melayani pelanggan, termasuk menangani keluhan. Namun, aktivitas ini bisa diserahkan kepada divisi penjualan sebagai bagian dari tugasnya untuk memelihara hubungan baik dengan pelanggan.
Berikut adalah contoh SOP produk AMDK yang mengatur cara melayani keluhan pelanggan:
- Pelanggan menyampaikan keluhan terhadap pabrik melalui saluran komunikasi seperti telepon, WA, surat elektronik, maupun situs web.
- Bagian layanan pelanggan akan mengidentifikasi informasi yang disampaikan oleh pelanggan. Apakah termasuk keluhan, atau merupakan sebuah bentuk pertanyaan.
- Bagian pelayanan akan merekap semua keluhan lalu mengklasifikasikan masalah sesuai departemen yang menjadi penyebab timbulnya keluhan. Contoh, jika masalahnya tentang kualitas air, maka bagian layanan akan menyampaikannya ke departemen QC.
- Departemen yang menerima pengaduan wajib melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan keluhan. Lamanya proses penyelidikan tergantung jenis keluhan yang diterima.
- Setelah penyelidikan selesai dan menemukan penyelesaian masalah, maka pihak departemen akan memberitahu bagian layanan dan menawarkan solusinya.
- Bagian pelayanan akan menghubungi pelanggan untuk menyampaikan hasil dari tindakan penyelidikan departemen yang bertanggungjawab. Pelayanan pelanggan lalu menyampaikan solusi atas keluhan yang sudah disampaikan.
- Apabila pelanggan setuju dengan solusi yang ditawarkan, maka bisa menandatangani formulir penanganan keluhan pelanggan. Tandatangan ini merupakan bukti persetujuan dari pelanggan atas tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
- Jika pelanggan masih belum puas dengan solusi yang ditawarkan, maka bia mengajukan keluhan kembali agar perusahaan AMDK melakukan penyelidikan lanjutan.
Tidak hanya selama masa produksi, SOP produk air minum dalam kemasan untuk penanganan paska produksi juga sangat penting. SOP ini sangat berguna untuk memantau mutu produk dan mengatur kelancaran distribusi barang hingga sampai di tangan pelanggan.