Dalam proses mengolah air sungai, flokulasi dibutuhkan agar bisa menghasilkan gumpalan partikel di air untuk proses pengendapan, demi meningkatkan kualitas air. Proses ini melibatkan penambahan flokulan yang berfungsi sebagai penggumpal partikel yang tidak diinginkan dalam air.
Proses penggumpalan ini biasanya terjadi sangat cepat, sehingga proses pengolahan air menjadi lebih efektif. Selengkapnya mengenai proses flokulasi, akan diuraikan pada artikel berikut.
Definisi
Flokulasi merupakan salah satu proses pengolahan air yang melibatkan penggumpalan partikel-partikel kecil dalam air, sehingga membentuk partikel yang lebih besar, yang dinamakan flok. Proses ini bisa terjadi karena penambahan flokulan yang merupakan zat pembantu pengganggu kestabilan partikel, sehingga membuatnya lebih mudah menggumpal.
Flokulasi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain intensitas, kecepatan dan waktu pencampurannya. Beberapa contoh penerapan proses ini yaitu pada pengolahan air limbah industri, pertambangan, dan air sungai.
Karakteristik Flokulasi
Berikut ini 5 ciri khas dari proses pengolahan air ini:
1. Terjadi Proses Penggumpalan (Flokul)
Karakteristik pertama dari proses ini yaitu adanya proses pembentukan gumpalan dari partikel-partikel kecil yang saling menempel, sehingga membentuk agregat yang lebih besar. Adapun partikel yang terbentuk merupakan agregat yang bersifat bebas.
2. Memanfaatkan Flokulan
Dalam proses flokulasi, flokulan dibutuhkan untuk menarik partikel-partikel kecil, sehingga membentuk gumpalan. Flokulan ini dapat berupa bahan organik dan anorganik, seperti garam aluminium atau alumunium sulfat.
3. Proses Sedimentasi Terjadi dengan Cepat
Proses pengendapan dalam proses flokulasi biasanya terjadi dengan cepat. Bahkan, bisa membutuhkan waktu hanya beberapa menit, namun dengan kecepatan pencampuran yang tetap terkontrol, untuk memastikan flok berkembang dengan baik.
4. Sedimen yang Terbentuk Tidak Keras dan Padat
Endapan yang terbentuk dalam proses flokulasi ini tidak keras dan padat, sehingga mudah terdispersi kembali seperti sediakala. Ini terjadi karena proses pencampuran yang sangat cepat, sehingga pencampuran tidak merata dan flok terbentuk tidak sempurna.
5. Adanya Pengendalian pH dalam Prosesnya
Karakteristik lainnya dari proses ini adalah adanya pengendalian pH. Pasalnya, setiap jenis flokulan memiliki pH optimum untuk bisa bekerja dengan baik. Adapun pH optimum agar kinerja flokulan bisa maksimal adalah pH 6 sampai 8.
Jenis-Jenis Flokulan
Berikut ini 4 jenis flokulan yang biasanya digunakan dalam proses flokulasi:
A. Flokulan Anorganik
Sesuai namanya, flokulan ini berbahan dasar senyawa anorganik seperti garam aluminium dan garam besi. Kelebihan utama dari flokulan ini yaitu murah dan mudah diproduksi.
Namun, flokulan ini memiliki kekurangan, yaitu ion aluminium atau besi jika tersisa di air bisa menyebabkan polusi sekunder, seperti merusak peralatan dan meningkatkan biaya perawatan.
B. Flokulan Polimer Sintetik Organik
Kelebihan utama dari flokulan ini yaitu kekuatannya yang tinggi dan bisa membentuk flok yang besar. Selain itu, flokulan ini relatif tidak menimbulkan korosif, sehingga lebih aman untuk digunakan.
Namun, kekurangannya yaitu tidak bisa didapatkan dengan mudah dan relatif mahal. Beberapa contoh flokulan organik yang umum digunakan yaitu poliakrilamida (PAM), natrium poliakrilat, polioksietilen, polivinilamin, hingga polivinil sulfonat.
C. Flokulan Polimer Alami
Jenis flokulan ini memiliki ciri khas yaitu mudah terurai secara hayati, sehingga tidak akan beracun untuk manusia. Selain itu, flokulan ini juga memiliki selektivitas yang tinggi dan murah. Beberapa contoh flokulan ini yaitu pati fosfat dan pati xantat.
D. Flokulan Komposit
Flokulan komposit merupakan jenis flokulan yang jarang diketahui, karena baru-baru ini dikembangkan. Kelebihan dari flokulan ini yaitu efek pemurnian air yang bagus untuk air dengan konsentrasi rendah atau tinggi dan rentan pH yang besar.
Namun, kekurangannya yaitu prosedur sintesisnya yang rumit dan membutuhkan biaya yang tinggi. Contohnya yaitu flokulan komposit kitosan.
Proses Flokulasi pada Pengolahan Air Limbah
Adapun tahapan proses ini dalam pengolahan air limbah, antara lain.
1. Penambahan Flokulan
Langkah pertama dalam proses flokulasi yaitu penambahan zat flokulan ke dalam air atau larutan yang akan diolah. Flokulan ini berperan sebagai zat kimia yang membantu menggumpalkan partikel-partikel kecil sampai membentuk flok yang lebih besar.
2. Pengadukan
Langkah selanjutnya adalah mengaduk larutan yang telah diberikan flokulan tadi secara intensif. Adapun tujuan dari pengadukan ini adalah memastikan interaksi yang optimal antara partikel dalam air dengan flokulan.
3. Proses Flokulasi
Tahap selanjutnya yaitu proses flokulasi, yang mana dalam tahapan ini partikel kecil dalam air mulai menggumpal membentuk flok yang lebih besar.
4. Pengendapan
Apabila flok atau gumpalan yang terbentuk cukup besar, tahap berikutnya flok tersebut diendapkan, kemudian dipisahkan secara menyeluruh dengan air hasil pengolahan. Biasanya, proses pengendapan menggunakan metode filtrasi atau sedimentasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prosesnya
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses flokulasi, antara lain:
A. Suhu
Suhu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja flokulan pada proses ini. Umumnya, proses flokulasi akan melambat saat suhu terlalu rendah dan flok akan rusak saat suhu terlalu tinggi.
B. Penambahan Ion
Penambahan ion bisa menetralisir muatan partikel, sehingga mempengaruhi proses flokulasi. Dengan adanya penambahan ion, biasanya akan membuat proses penggumpalan flok lebih mudah dan pengolahan air bisa maksimal.
C. Konsentrasi Bio Flokulan
Konsentrasi bioflokulan bisa mempengaruhi penggumpalan partikel pada proses ini. Adapun konsentrasi yang terlalu rendah, bisa menyebabkan proses penggumpalan partikel tidak berjalan dengan baik. Sebaliknya, konsentrasi bio flokulan yang tinggi, bisa menyebabkan flok yang dihasilkan terlalu besar.
D. pH Awal Larutan
pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menyebabkan tahapan dalam pengolahan air ini tidak akan terjadi. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda perhatikan pH larutan saat proses pengolahan air dengan sistem ini.
E. Waktu Pengadukan
Waktu pengadukan selama proses ini bisa mempengaruhi kinerjanya. Pengadukan yang terlalu lama, bisa membuat proses ini tidak akan efektif saat pengolahan air.
F. Gradien Kecepatan Pengadukan
Gradien ini berhubungan erat dengan waktu pengadukan yang diperlukan dalam proses pengolahan air. Jika nilai gradien semakin besar, maka waktu pengadukan juga akan semakin singkat dan proses ini akan lebih efektif.
G. Jenis dan Dosis Flokulan
Jenis dan dosis flokulan yang digunakan pada proses ini bisa mempengaruhi kinerjanya. Dosis flokulan yang berlebihan bisa meningkatkan kekeruhan air limbah, sedangkan jika terlalu rendah bisa menyebabkan pengikatan partikel tidak efektif.
H. Kandungan Bahan Pencemar
Semakin tinggi bahan pencemar, maka flokulan yang dibutuhkan semakin besar dan kemungkinan besar waktu proses ini akan lebih lama.
Sudah Tahu Apa Itu Flokulasi?
Proses ini sangat penting dalam proses pengolahan air limbah, karena membantu menghilangkan partikel-partikel yang tidak diinginkan dalam air melalui proses pengendapan. Namun, dalam proses pengolahan air sungai, proses flokulasi saja tidak cukup, perlu adanya proses lainnya, seperti klorinasi hingga filtrasi.
Demi mendapatkan semua ini, Anda perlu menggunakan perangkat IPAL yang terpadu dan berkualitas. PT Tanindo hadir sebagai penyedia IPAL dengan teknologi yang canggih dan lengkap. Mulai dari dari demineralisasi air, reverse osmosis, nanofiltrasi, dan banyak lagi.
Selain itu, jasa IPAL ini juga memberikan layanan konsultasi untuk berbagai keperluan terkait pengolahan air, termasuk tata letak pembangunan pabrik air minum dari sumber sungai. Informasi selengkapnya mengenai jasa ini, bisa langsung kunjungi website PT Tanindo.
FAQ
Apa proses flokulasi?
Flokulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel kecil dalam air, sehingga membentuk partikel yang lebih besar, yang dinamakan flok dan dengan melibatkan penambahan flokulan.
Apa saja jenis flokulan?
Secara umum, ada 2 jenis flokulan yaitu flokulan organik dan anorganik.
Apa fungsi flokulan?
Dalam proses flokulasi, flokulan berfungsi sebagai bahan kimia yang menggumpalkan partikel kecil dalam air, sehingga membentuk sebuah flok.
Bagaimana sifat flok yang terbentuk dari proses flokulasi?
- Partikel merupakan agregat yang bebas.
- Sedimentasi terjadi cepat.
- Flok terbentuk cepat.
- Flok yang terbentuk tidak keras dan padat
- Sedimen mudah terdispersi kembali seperti semula.